Rabu, 13 April 2011

SATUAN ACARA PERKULIAHAN MATAKULIAH AKUNTANSI INTERSIONAL (S1 AKUNTANSI)

SATUAN ACARA PERKULIAHAN
MATAKULIAH AKUNTANSI INTERSIONAL (S1 AKUNTANSI)

1. PENDAHULUAN
-Menjelaskan dan memahami Bagaimana Akuntansi Internasional berbeda dengan akuntansi lainnya.
-Menjelaskan dan memahami Bagaimana Akuntansi Internasional terbagi menjadi tiga bidang yg luas.
-Mengetahui sejarah dan Akuntansi Internasional dan trend kebijakan sektor keuangan nasional.
-Memahami peran akuntansi dalam bidang usaha dan pasar modal global.

2. PERKEMBANGAN DAN KLASIFIKASI AKUNTANSI INTERNASIONAL
-Mengidentifikasi dan menjelaskan faktor mempengaruhi perkembangan dunia akuntansi.
-Mengetahui pendekatan perkembangan akuntansi dalam ekonomi yang berorientasi pasar.
-Mengidentifikasi negara yang dominan dalam perkembangan praktek akuntansi.
-Memiliki pengetahuan dasar klasifikasi akuntansi dan bisa membandingkannya.
-Menjelaskan perbedaan antara penyajian wajar dan kepatuhan terhadap hukum dan negara mana yang dominan penerapannya.

3. AKUNTANSI KOMPARATIF
-Mengidentifikasi istilh standar akuntansi dan penentuan standar.
-Memahami kenapa praktek akuntansi berbeda dengan standar yang ditentukan.
-Mengetahui sistem akuntansi di negara-negara maju.
-Mampu mengidentifikasi persamaan dan perbedaan sistem akuntansi di negara-negara maju.

4. PELAPORAN DAN PENGUNGKAPAN
-Menjelaskan bagaimana praktek pengungkapan akuntansi dipengaruhi oleh perbedaan tata-kelola keuangan perusahaan di suatu negara.
-Memahami persoalan-persoalan penting yang mempengaruhi keputusan manajemen untuk membuat pengungkpan keputusan.
-Mengidentifikasi tujuan pengungkapan akuntansi dalam pasar ekuitas.
-Memahami perbedaan mendasar praktek pengungkapan keuangan perusahaan dalam berbagai aspek.

5. TRANSLASI MATA UANG ASING
-Memahami istilah-istilah dalam translasi mata uang asing.
-Mengetahui perbedaan keuntungan dan kerugian translasi mata uang asing.
-Menghitung keuntungan dan kerugian translasi mata uang asing.
-Memahami pengaruh penggunaan berbagai metode translasi mata uang asing terhadap laporan keuangan.
-Melakukan evaluasi dan memilih metode translasi mata uang asing terbaik sesuai kondisi usaha dan pasar uang.
-Memahami hubungan antara translasi mata uang asing dengan inflasi.

6. PELAPORAN KEUANGAN DAN PERUBAHAN HARGA
-Memahami mengapa laporan keuangan memiliki potensi untuk menyesatkan selama periode perubahan harga.
-Mengetahui istilah-istilah akuntansi inflasi dan memahami pengaruh penyesuaian harga terhadap laporan keuangan.
-Menentukan perbedaan model akuntansi biaya terkini dan konvensional.
-Menjelaskan perbedaan akuntansi inflasi di AS, Inggris, dan Brasil.
-Memahami pelaporan keuangan dalam perekonomian hiperinflasi.
-Mengetahui apakah dolar konstan atau biaya kini lebih baik untuk mengukur pengaruh inflasi.

7. HARMONISASI AKUNTANSI INTERNASIONAL
-Memahami perbedaan harmonisasi dan standarisasi yang berlaku dalam standar akuntansi.
-Menjelaskan pro dan kontra harmonisasi standar akuntansi internasional.
-Memahami arti rekonsiliasi dan pengakuan bersama (timbal balik) terhadap perbedaan standar akuntansi.
-Mengidentifikasi organisasi yang mempromosikan hormonisasi dan memiliki peran penting dalam penetapan standar akuntansi internasional.
-Mendeskripsikan pendekatan baru Uni Eropa dan mengaitkannya dengan integrasi pasar keuangan Eropa.

8. ANALISIS LAPORAN KEUANGAN INTERNASIONAL
-Memahami kesulitan-kesulitan analisis strategi bisnis internasional dan strategi dasar untuk pengumpulan informasi.
-Menjelaskan langkah-langkah analisis akuntansi.
-Memahami pengaruh analisis akuntansi terhadap akuntansi antar negara dan kesulitannya dalam memperoleh informasi yang diperlukan.
-Mengenali mekanisme untuk mengatasi perbedaan prinsip akuntansi antar negara.
-Memahami kesulitan dan kelemahan dalam analisis laporan keuangan internasional.

9. PERENCANAAN DAN KENDALI MANAJEMEN
-Menyatakan empat dimensi dalam pembuatan model bisnis.
-Memahami perbedaan antara konsep biaya standar dan kaizen.
-Mengukur perkiraan kembalian investasi luar negeri.
-Memahami proses perhitungan biaya modal perusahaan multinasional.
-Memahami masalah dan kerumitan dalam merancang sistem pengendalian keuangan dan informasi perusahaan multinasional.
-Mampu menganalisa varians nilai tukar.
-Memahami kesulitan khusus dalam merancang dan melaksanakan sistem evaluasi kinerja perusahaan multinasional.
-Mengetahui cara mengatasi pengaruh inflasi dan fluktuasi nilai tukar terhadap pengukuran kinerja perusahaan multinasional.

10. MANAJEMEN RESIKO KEUANGAN
-Mengidentifikasi komponen-komponen utama resiko mata uang asing.
-Mengetahui tugas dalam mengelola resiko mata uang asing.
-Mendefinisikan dan menghitung resiko translasi.
-Mendefinisikan dan menghitung resiko transaksi.
-Mengetahui perbedaan resiko akuntansi dan resiko ekonomi.
-Mengetahui strategi perlindungan nilai tukar dan perlakukan akuntansi yang diperlukan.
-Memahami masalah akuntansi dan pengendalian, terkait dengan manajemen resiko nilai tukar mata uang asing.

11. PENETAPAN HARGA TRANSFER DAN PERPAJAKAN INTERNASIONAL
-Mendefinisikan konsep dasar perpajakan internasional.s
-Memahami konsep keterkaitan pajak dengan laba dari luar negeri.
-Memahami alasan terhadap kredit pajak luar negeri.
-Menjadi peka terhadap perencanaan pajak internasional dalam perusahaan multinasionl.
-Mengetahui variabel-variabel dalam penentuan harga transfer internasional.
-Memhaami masalah mendasar dalam metode pengalihan harga.


SUMBER: http://dharmate.staff.gunadarma.ac.id/

Perbedaan praktek akuntansi dengan standar yang ditentukan

Perbedaan praktek akuntansi dengan standar yang ditentukan

Harmonisasi dan Konvergensi Akuntansi Internasional

Di dalam akuntansi keuangan dikenal adanya standar yang harus dipatuhi dalam pembuatan laporan keuangan. Standar tersebut diperlukan karena banyaknya pengguna laporan keuangan, bahkan untuk satu laporan keuangan yang sama. Jika tidak terdapat standar, perusahaan dapat saja menyajikan laporan keuangan yang mereka miliki sesuai dengan kehendak mereka sendiri. Hal ini akan menjadi masalah bagi pengguna karena akan menyulitkan bagi mereka untuk memahami laporan keuangan yang ada.

Standar yang ada untuk akuntansi keuangan dibuat oleh dewan standar di masing-masing negara. Dewan standar tersebut menyusun standar akuntansi yang berlaku di dalam negara tersebut dan dipakai oleh entitas yang ada di negara tersebut juga. Karena standar akuntansi dibuat dan disusun oleh masing-masing dewan standar di tiap negara, standar akuntansi antara satu negara dengan negara lain sangat mungkin berbeda.

Saat ini, ketika dunia bisnis dapat dikatakan hampir tanpa batas negara, sumber daya produksi (misal uang) yang dimiliki oleh seorang investor di satu negara tertentu dapat dipindahkan dengan mudah dan cepat ke negara misalnya melalui mekanisme bursa saham. Tentu saja akan timbul suatu masalah ketika standar akuntansi yang dipakai di negara tersebut berbeda dengan standar akuntansi yang dipakai di negara lain. Investor dan kreditor serta calon investor dan calon kreditor akan menemui banyak kesulitan dalam memahami laporan keuangan yang disajikan dengan standar yang berbeda-beda.

Harmonisasi merupakan proses untuk meningkatkan kompatibilitas (kesesuaian) praktik akuntansi dengan menentukan batasan-batasan seberapa besar praktik-praktik tersebut dapat beragam. Standar harmonisasi ini bebas dari konflik logika dan dapat meningkatkan komparabilitas (daya banding) informasi keuangan yang berasal dari berbagai negara.

Upaya untuk melakukan harmonisasi standar akuntansi telah dimulai jauh sebelum pembentukan Komite Standar Akuntansi Internasional pada tahun 1973. Baru-baru ini, sejumlah perusahaan yang berusaha memperoleh modal di luar pasar Negara asal dan para investor yang berusaha untuk melakukan diversifikasi investasi secara internasional menghadapi masalah yang makin meningkat sebagai akibat dari perbedaan nasional dalam hal akuntansi, pengungkapan, dan audit.

Terkadang orang menggunakan istilah harmonisasi dan standarisasi seolah-seolah keduanya memiliki arti yang sama. Namun berkebalikan dengan harmonisasi, secara umum standarisasi berarti penetapan sekelompok aturan yang kaku dan sempit dan bahkan mungkin penerapan satu standar atau aturan tunggal dalam segala situasi. Standarisasi tidak mengakomodasi perbedaan-perbedaan antarnegara, dan oleh karenanya lebih sukar untuk diimplemntasikan secara internasional. Harmonisasi jauh lebih fleksibel dan terbuka, tidak menggunakan pendekatan satu ukuran untuk semua, tetapi mengakomodasi beberapa perbedaan dan telah mengalami kemajuan yang besar secara internasional dalam tahun-tahun terakhir.

Komparabilitas informasi keuangan merupakan konsep yang lebih jelas daripada harmonisasi. Informasi yang dihasilkan dari system akuntansi, pengungkapan dan atau audit yang berbeda dapat dibandingkan jika memiliki kemiripan dalam cara dimana para pengguna laporan keuangan dapat membandingkannya tanpa perlu membiasakan diri dengan lebih dari satu system.

Harmonisasi akuntansi mencakup harmonisasi

1. Standar akuntansi (yang berkaitan dengan pengukuran dan pengungkapannya

2. Pengungkapan yang dibuat oleh perusahaan-perusahaan publik terkait dengan penawaran surat berharga dan pencatatan pada bursa efek, dan

3. Standar audit



Keuntungan harmonisasi internasional

• Bahasa, Mereka yang menggunakan bahasa Inggris sebagai bahasa Ibu mungkin merasa beruntung bahwa Inggris menjadi bahasa kedua yang sangat banyak digunakan di seluruh dunia.
• Harmonisasi perpajakan an sistem jaminan social, Keuntungan. Kalangan usaha akan mengalami manfaat yang cukuo besar dalam perencanaan, biaya sistem dan pelatihan, dan sebagainya dari harmonisasi.

Kerugian harmonisasi internasional

Perpajakan dan sistem jaminan sosial memiliki pengaruh yang kuat terhadap efisiensi ekonomi. Sistem yang berbeda memiliki pengaruh yang berbeda. Kemampuan untuk membandingkan cara kerja pendekatan yang berbeda di negara yang berbeda menyebabkan negara-negara mampu melakukan peningkatan sistem mereka masing-masing. Negara-negara saling berkompetisi dan kompetisi memaksa mereka untuk mengadopsi sistem yang efisien melalui beroperasinya semacam kekuatan pasar. Persetujuan atas sistem perpajakan yang satu akan menjadi seperti pendirian kartel dan akan menghilangkan manfaat yang akan diperoleh dari kompetisi antar negera.

Sebuah tulisan yang terbaru juga mendukung adanya GAAP global yang terharmonisasi. Manfaatnya:

1. Pasar modal menjadi global dan modal investasi dapat bergerak di seluruh dunia tanpa hambaran berarti. Standar pelaporan keuangan berkualitas tinggi yang digunakan secara konsisten di seluruh dunia akan memperbaiki efisiensi alokasi modal.
2. Investor dapat membuat keputusan investasi yang lebih baik, portofolio akan lebih beragam dan risiko keuangan berkurang
3. perusahaan-perusahaan dapat memperbaiki proses pengambilan keputusan strategi dalam bidang merger dan akuisisi



1. Gagasan terbaik yang timbul dari aktivitas pembuatan standar dapat disebarkan dalam mengembangkan standar global yang berkualitas tinggi.

Untuk mencegah munculnya permasalahan-permasalahan yang diakibatkan adanya perbedaan dalam standar akuntansi yang digunakan oleh berbagai negara, Dewan Komite Standar Akuntansi Internasional (Board of IASC) yang didirikan pada tahun 1973 mengeluarkan standar akuntansi internasional (IAS). Keluarnya IAS tersebut diikuti dengan beberapa intepretasi tentang IAS dalam bentuk SIC (Standing Intepretation Committee).

Perkembangan selanjutnya adalah IASC membentuk IASC Foundation. Melalui IASC Foundation tersebut pengembangan standar akuntansi dan standar pelaporan memasuki tahap baru. Tahapan baru dalam pengembangan standar akuntansi dan pelaporan tersebut adalah dengan dibentuknya beberapa badan yang ada di bawah IASC Foundation. Beberapa badan bentukan IASC Foundation adalah

1. IASB (International Accounting Standard Board)
2. IFRIC (International Financial Reporting Committee)
3. SAC (Standard Advissory Committee).

IASB berperan dalam menerbitkan standar akuntansi yang baru dengan meperhatikan masukan dari SAC. IFRIC berperan memberikan inteprestasi atas standar yang dikeluarkan oleh IASB. Langkah IASB selain menerbitkan standar baru adalah merevisi dan mengganti standar-standar lama yang telah ada sebelumnya. Standar-standar yang dikeluarkan oleh IASB tersebut kemudian diberi nama IFRS (Internastional Financial Reporting Standard). IFRS dapat berisi standar yang menggantikan standar yang sebelumnya atau standar yang memang benar-benar baru.

Standar tersebut, IFRS dan IAS, menjadi acuan atau diadopsi langsung oleh para penyusun standar di tiap-tiap negara yang ingin merevisi standar mereka agar sesuai dengan standar yang berlaku secara internasional. Standar yang telah dibuat oleh penyusun standar tersebut, yang mungkin telah mengacu pada IFRS dan IAS, kemudian dijadikan sebagai pedoman dalam pencatatan akuntansi bagi perusahaan-perusahaan yang berada dalam wilayah berlakunya standar tersebut.

Dalam kaitannya dengan standar internasional, terdapat beberapa macam langkah yang dilakukan oleh banyak negara sehubungan dengan perbedaan dengan standar yang mereka buat sebelumnya. Secara garis besar langkah-langkah yang dapat diambil tersebut dapat dibagi menjadi harmonisasi dan konvergensi.

Harmonisasi merupakan proses untuk meningkatkan komparabilitas (kesesuaian) praktik akuntansi dengan menentukan batasan-batasan seberapa besar praktik-praktik tersebut dapat beragam. Secara sederhana pengertian harmonisasi standar akuntansi dapat diartikan bahwa suatu negara tidak mengikuti sepenuhnya standar yang berlaku secara internasional. Negara tersebut hanya membuat agar standar akuntansi yang mereka miliki tidak bertentangan dengan standar akuntansi internasional.

Harmonisasi fleksibel dan terbuka sehingga sangat mungkin ada perbedaan antara standar yang dianut oleh negara tersebut dengan standar internasional. Hanya saja diupayakan perbedaan dalam standar tersebut bukan perbedaan yang bersifat bertentangan. Selama perbedaan tersebut tidak berlawanan standar tersebut tetap dipakai oleh negara yang bersangkutan.

Konvergensi dalam standar akuntansi dan dalam konteks standar internasional berarti nantinya ditujukan hanya akan ada satu standar. Satu standar itulah yang kemudian berlaku menggantikan standar yang tadinya dibuat dan dipakai oleh negara itu sendiri. Sebelum ada konvergensi standar biasanya terdapat perbedaan antara standar yang dibuat dan dipakai di negara tersebut dengan standar internasional.

Konvergensi standar akan menghapus perbedaan tersebut perlahan-lahan dan bertahap sehingga nantinya tidak akan ada lagi perbedaan antara standar negara tersebut dengan standar yang berlaku secara internasional.

sumber :
http://faris31.wordpress.com/2011/02/22/harmonisasi-dan-konvergensi-akuntansi-internasional/

AKUNTANSI INTERNASIONAL UNTUK PERUBAHAN HARGA

PENGARUH INFLASI TERHADAP PERUSAHAAN

Pengaruh inflasi terhadap posisi keuangan dan kinerja preusan dapat mengakibatkan

tidak efisiennya keputusan operacional yang dibuat oleh manajer yang tidak mengerti

pengaruh dari inflasi itu sendiri. Dalam kaitannya dengan posisi keuangan, aktiva keuangan

seperti nilai kas akan berkurang nilainya selama inflasi karena menurunnya daya beli.

Dengan kata lain, pertanggungjawaban keuangan atas kepemilikan juga akan mengalami

penurunan nilai karena perusahaan bisnis akan membayar obligasinya di masa yang akan

datang dengan uang tunai yang sudah kehilangan nilai daya beli. Yang menjadi peringatan

disini adalah pertanggungjawaban keuangan, seperti pinjaman / suku bunga bank jangka

pendek dan jangka panjang, sering mengakibatkan minat untuk meningkatkan tarif yang

sangat tinggi dalam inflasi ekonomi.

Dampak inflasi pada aktiva non moneter digambarkan dalam laporan laba rugi dan

neraca. Selama periode harga yang meningkat, pendapatan penjualan saat ini dibandingkan

dengan persediaan yang mungkin telah dibeli beberapa bulan sebelumnya dan terhadap

penyusunan properti bangunan dan peralatan berdasarkan harga perolehan yang mungkin

telah dibeli beberapa tahun lalu, meskipun faktanya bahwa menempatkan persediaan dan

aktiva tetap menjadi lebih mahal.

Dampak terhadap laporan laba rugi dan neraca ini bisa membuat perusahaan masuk

ke dalam masalah likuiditas. Laporan laba rugi yang dihasilkan dari perbandingan biaya

lama dengan keuntungan yang baru dapat mengarah pada permintaan dari pemegang saham

untuk meningkatkan deviden dan untuk karyawan – karyawan dengan gaji yang lebih

tinggi, meskipun perusahaan melihat kasnya berkurang. Oleh karena itu, diperkenalkan

sistem akuntansi untuk inflasi yaitu General Purchasing Power Accounting dan Current

Value Accounting.

AKUNTANSI DAYA BELI UMUM DAN PENDEKATAN ARUS NILAI SEKARANG

Akuntansi Daya Beli Umum (General Purchasing Power Accounting)

Filosofi utama mengenai akuntansi daya beli umum adalah untuk melaporkan aktiva,

kewajiban, pendapatan dan biaya – biaya dalam unit moneter dengan daya beli yang sama.

Pendekatannya disini adalah bahwa unit ukuran moneter harus diseragamkan sementara

mempertahankan dasar ukuran yang digunakan dalam laporan keuangan (contohnya : biaya

historis)

Di banyak Negara, laporan keuangan disiapkan dalam biaya histories yang berdasarkan

mata uang. Ini berarti bahwa laporan – laporannya tidak tidak mengalami perubahan

sesuai tingkat harga umum. Dibawah akuntansi daya beli umum, hal – hal non finansial

dalam laporan keuangan (inventaris, modal tetap, dan peralatan) ditetapkan kembali untuk

mencerminkan daya beli umum, biasanya pada akhir neraca saldo.

Akuntansi daya beli umum harus diterapkan pada aktiva dan kewajiban keuangan

dengan baik. Kas, contohnya kerugian daya beli selama periode inflasi karena kas ini

tidak bias membeli sebanyak pada akhir periode seperti yang dilakukan di awal periode.

Keuntungan debitur selama inflasi, karena mereka dapat membayar hutang mereka pada

akhir periode dengan uang tunai yang telah menurun daya belinya. Laporan akuntansi daya

beli umum akan menggambarkan kerugian atau keuntungan dalam penyesuaian pos – pos

moneter yang terpisah.

Masalah lebih lanjut adalah mengenai sifat indeks yang digunakan untuk membuat

penyesuaian akuntansi daya beli umum. Dimana sebelumnya, indeks harga konsumen

merupakan salah satu hal yang paling banyak digunakan secara luas di dunia untuk

mengukur inflasi. Indeks ini akan mengukur perubahan – perubahan harga dalam kisaran

barang – barang dan jasa pelanggan yang dibeli untuk konsumsi akhir. Karena indeks ini

berorientasi konsumen, indeks ini tidak perlu merefleksikan perubahan – perubahan harga

yang secara langsung mempengaruhi perusahaan.

Akuntansi Arus Nilai Saat Ini (Current Value Accounting)

Akuntansi Arus Nilai Saat Ini (Current Value Accounting) adalah hal yang berkaitan

dengan peningkatan atau penurunan biaya atau nilai aktiva tertentu, bukan mengenai

menurunnya daya beli mata uang.

Ada dua pendekatan utama dalam akuntansi nilai sekarang, yaitu :

{ Biaya Pengganti (Current Cost / Replacement Cost) yang banyak digunakan dalam

aktiva non moneter yaitu aktiva dinilai pada apa yang telah dikorbankan dengan apa

yang akan menggantikannya.

{ Biaya Penjualan (Current Exit Price/ Selling Price/Net Realizable Value) yaitu menilai

aktiva pada tingkat harga penjualan dikurangi biaya pelengkap penjualan

Akuntansi arus nilai sekarang berakibat pada keuntungan atas kepemilikan dan kerugian

saat aktiva non moneter dinilai kembali. Akuntansi arus nilai sekarang jelas lebih kompleks

karena akuntansi ini membutuhkan gabungan antara harga sebenarnya, perkiraan,

penaksiran nilai dan kelompok aktiva yang homogen.

Current Value: GPP Accounting

Meskipun kita telah membicarakan GPP dan CVA secara terpisah, banyak akuntan san

ekonom percaya bahwa keduanya ini sebaiknya digabungkan dalam sistem akuntansi nilai

nyata (real value accounting system). Penting sekali untuk mengingat bahwa perubahan-

perubahan pada tingkat harga umu akan cenderung berbeda dari perubahan harga khusus

yang relevan dengan perusahaan

IASB TERHADAP AKUNTANSI UNTUK PERUBAHAN HARGA DAN INFLASI

Reaksi pertama IASC (sekarang IASB) pada akuntansi inflasi muncul pada tahun 1977

di IAS 6, yaitu Respon Akuntansi pada Perubahan Harga. Pada poin tersebut, tidak ada

standar definitif baik itu di Amerika Serikat atau di Inggris, dan ada ketidaktpastian seperti

bagaimana masalah akuntansi inflasi dapat diselesaikan di dua negara tersebut.

Standar inflasi yang lebih definitif tidak muncul, ingá sampai pada tahun 1981 dengan

keluarnya IAS 15, yaitu Refleksi Informasi Dampak Perubahan Harga, yang menggantikan

IAS 6. Pada saat itu, FASB telah mengeluarkan SFAS 33 mengenai Pelaporan Keuangan

dan Perubahan Harga.

Tipe-tipe utama informasi berikut ini merefleksikan dampak-dampak perubahan

harga yang direkomendasikan untuk pengungkapan oleh IAS 15 sebagai berikut:

1) Jumlah penyesuaian untuk atau jumlah penyesuaian penyusutan properti, bangunan, dan

peralatan.

2) Jumlah penyesuaian untuk atau jumlah penyesuaian dari harga pokok penjualan.

3) Penyesuaian yang berkaitan dengan pos-pos keuangan, dampak peminjaman, atau

bunga kepemilikan ketika penyesuaian ini telah dimasukkan ke dalam akun dalam

menentukan pendapatan di bawah metode akuntansi yang diadopsi.

4) Dampak keseluruhan dari hasil (pendapatan) dari penyesuaian sebagaimana pada pos-

pos lainnya yang merefleksikan dampak perubahan harga yang dilaporkan di bawah

metode akuntansi yang diadopsi.

5) Ketika metode biaya sekarang diadopsi, biaya sekarng property, bangunan, dan perlatan

serta persediaan.

6) Metode yang diadopsi untuk menghitung informasi yang disebut dalam pos-pos

sebelumnya, termasuk sifat dari indeks yang digunakan.

IAS 15 penting karena IAS 15 mengenali kebutuhan informasi untuk diungkapkan,

mengenai dampak perubahan harga & inflasi dan memberikan pedoman khusus yang dapat

diikuti oleh berbagai perusahaan untuk memperbaiki kualitas pengungkapan. Fakta bahwa

adanya informasi pokok dari satu negara ke negara lainnya bisa berbeda, tentu saja ini

menjadi masalah, tetapi profesi akuntansi jelas tidak bisa disesuaikan dengan solusi dunia.

Perkembangan sistem akuntansi untuk inflasi di Inggris, Amerika Serikat dan Benua

Eropa

1 . Inggris. Profesi akuntansi memperkenalkan SSAP 16 (Statement of Standard

Accounting Practice – 16), mengenai “Akuntansi Biaya Sekarang” pada tahun 1980,

dimana kebutuhan laporan keuangan akuntansi biaya sekarang baik itu sebagai laporan

tambahan maupun sebagai laporan utama. Dengan ketentuan bahwa laporan biaya

historis juga harus bisa disediakan. Walaupun begitu, SSAP 16 secara resmi ditarik

pada tahun 1988 mengikuti penolakan tingkat inflasi dan kecaman dari bisnis. Pada saat

yang sama, banyak perusahaan mengevaluasi kembali secara periodik terhadap tanah

dan bangunan mereka pada nilai pasar (memperkirakan keluaran atau harga jual).

2 . Amerika Serikat. Regulasinya pertama kali diperkenalkan dengan sah yang ditentukan

oleh SEC tahun 1976 (Rilis Seri Akuntansi 1990) untuk mengungkap penggantian

informasi biaya yang berkaitan dengan penyusutan, harga pokok penjualan, aktiva

tetap, dan persediaan. Selanjutnya, tahun 1979, FASB mengeluarkan SFAS No 33

(Statement of Financial Accounting Standard – 33) yang berjudul “Pelaporan Keuangan

dan Perubahan Harga”.

3 . Benua Eropa. Ada lebih sedikit antusiasme untuk pengenalan sistem akuntansi untuk

inflasi, meskipun telah ada rekomendasi resmi pada subjeknya. Contohnya, di Perancis

dan Jerman. Di Perancis pada kahir tahun 1970 ketika evaluasi kembali dilakukan

dengan menggunakan indeks pemerintah dibutuhkan untuk semua aktiva jangka

panjang dan aktiva tetap. Evaluasi kembali ini tidak memiliki dampak pada pendapatan

kena pajak, seperti pada penyusutan tambahan. Di Swedia, tidak ada kebutuhan –

kebutuhan akan akuntansi inflasi, tetapi beberapa pengungkapan sukarela khusus telah

dibuat.

Perkembangan Sistem Akuntansi di Amerika Selatan

Di Brazil, akuntansi untuk inflasi digunakan pada awal tahun 1950, tetapi hukum

perusahaan yang baru tahun 1976 melakukan penyesuaian, yaitu perusahaan menyajikan

ulang akun – akun aktiva tetap dan ekuitas pemegang saham dengan menggunakan indeks

harga yang diakui oleh pemerintah untuk mengukur devaluasi mata uang lokal.

Di Argentina, sistem akuntansi untuk inflasi diperkenalkan terutama lewat prakarsa

dan keterlibatan profesi akuntansi. Tahun 1972, sebuah pernyataan dikeluarkan yang

menganjurkan publikasi laporan keuangan GPP tambahan.

Akuntansi arus nilai sekarang di Belanda

Di Belanda, orang-orang telah mengetahui akuntansi nilai sekarang sejak lama.

Pendidikan yang ekstensif bagi para akuntan dalam ekonomi bisnis menghasilkan filosofi

akuntansi yang difokuskan dengan nilai dan biaya sekarang dan dengan prinsip dan praktek

ekonomi bisnis. Walaupun tidak diperlukan persyaratan untuk menggunakan akuntansi

nilai sekarang, sebagai informasi utama atau tambahan, terdapat beberapa faktor pendukung

untuk memakainya.

Alasan digunakannya akuntansi nilai sekarang :

{ Melibatkan teori Professor Theodore Limperg, yang sering disebut sebagai Bapak

teori nilai ganti karena dari hasil kerjanya di Belanda tahun 1920 dan 1930. Beliau

memfokuskan diri pada hubungan yang kuat antara ekonomi dan akuntansi dan percaya

bahwa pendapatan tidak bisa dicari tanpa memelihara sumber pendapatan bisnis dari

pertimbangan yang dilakukan.

{ Belanda belajar dari pengalaman pada perusahaan multinasional besar yaitu Philips,

yang merupakan pelopor laporan keuangan nilai sekarang. Faktanya, Philips pertama

kali menggunakan pendekatan ini tahun 1936 untuk tujuan akuntansi biaya internal

dan memperkenalkannya tahun 1952 ke dalam laporan utama untuk tujuan pelaporan

keuangan. Namun pada tahun 1992, perusahaan memutuskan untuk kembali pada

akuntansi biaya historis yang akan memperbaiki komunikasi para pemegang saham dan

lebih dekat dengan praktek akuntansi internasional.

Nilai sekarang ditentukan oleh departemen penjualan untuk aktiva tetap (baik tersendiri

atau dalam kelompok sejenis), oleh departemen produksi untuk sejumlah peralatan desain

khusus, dan oleh desain bangunan dan gedung departemen produksi untuk bangunan.

Pada kasus persediaan, indeks biasanya digunakan untuk memperbaharui nilai sekarang

dari kelompok aktiva sejenis. Penambahan (atau pengurangan) dalam nilai persediaan dan

aktiva tetap untuk perubahan harga tertentu dikredit (didebit) ke akun surplus revaluasi

pada neraca dibandingkan ke laporan laba rugi. Akibat perubahan nilai sekarang ini

ditunjukkan dalam laporan laba rugi sebagai harga pokok penjualan yang lebih tinggi atau

lebih rendah (sebagai hasil penambahan atau pengurangan dalam harga persediaan) dan

biaya depresiasi yang lebih tinggi atau lebih rendah.

PROSPEK PERKEMBANGAN AKUNTANSI UNTUK PERUBAHAN HARGA DAN

INFLASI

Signifikansi keberadaan tingkat inflasi dan perubahan harga di beberapa negara

mengesankan bahwa kebutuhan dan penggunaan sistem akuntansi inflasi tampaknya

menyisakan sejumlah kontroversi dalam pendugaan masa depan.

Meskipun akuntansi daya beli umum telah digunakan di beberapa negara Amerika

Latin yang berinflasi tinggi, tidak ada contoh standar akuntansi biaya sekarang atau regulasi

di Inggris dan Amerika Serikat pada tingkat nasional yang menyelamatkan kemusnahan

penelitian akuntansi inflasi pada tahun 1980-an. Namun beberapa perusahaan Eropa

membuat pengungkapan nilai sekarang secara sukarela.

Kontroversi, hal ini masih meliputi banyak aspek akuntansi nilai sekarang, khususnya

dengan perubahan perlengkapan dan pemeliharaan keuntungan dan kerugian pos – pos

moneter. Masalah lainnya termasuk penggunaan indeks, khususnya tambahan dari luar

negeri dan verifikasi nilai sekarang perusahaan industri yang mengalami perubahan

teknologi dengan cepat.

Pemberian perhatian baru-baru ini pada akuntansi nilai sekarang atau nilai wajar,

diharapkan akan menjadi sejumlah percobaan masa depan dengan berbagai jenis perubahan

sistem akuntansi harga. Selain itu, mungkin juga menjadi pertumbuhan apresiasi keadaan

dimana pendekatan alternatif mungkin atau tidak mungkin atau berguna dalam mengukur

laba dan asset. Kegunaan dari harga jual atau harga keluar dalam konteks perubahan harga,

terutama dengan memperhatikan nilai properti atau investasi, juga akan diapresiasikan

dengan lebih baik. Selain itu, menjadi tanggung jawab untuk menggunakan sumber

informasi relevan lainnya seperti arus kas.

sumber : http://dedysuarjaya.blogspot.com/2010/09/akuntansi-internasional-untuk-perubahan.html

konsep translasi mata uang asing

ALASAN -ALASAN UNTUK MELAKUKAN TRANSLASI

Perusahaan dengan operasi luar negeri yang signifikan menyusun laporan keuangan konsolidasi yang memungkinkan para pembaca laporan untuk mendapatkan pemahaman yang holistic atas operasi perusahaan, baik domestik dan luar negeri . Untuk mencapai hal ini laporan keuangan anak perusahaan luar negeri yang berdenominasi dalam mata uang asing disajikan ulang dengan mata uang pelaporan induk perusahaan.

Proses Penyajian ulang informasi keuangan dari satu mata uang ke mata uang lainya di sebut sebagai Translasi

Alasan tambahan untuk translasi mata uang asing adalah untuk mencatat transaksi mata uang asing, mengukur resiko suatu perusahaan terhadap pengaruh perubahan mata uang dan berkomunikasi dengan para pihak berkepentingan dari luarnegeri.

Untuk keperluan akuntansi, suatu aktiva dan kewajiban mata uang asing dikatakan menghadapi risiko mata uang jika suatu perubahan kurs nilai tukar mata uang menyebabkan mata uang induk perusahaan ( Pelaporan ) juga berubah.

Pengukuran risiko ini akan berbeda – beda tergantung dari metode translasi yang dipilih untuk digunakan oleh perusahaan.

LATAR BELAKANG DAN TERMINOLOGI

Translasi tidak sama dengan konversi, yang adalah pertukaran dari satu mata uang ke mata uang lain secara fisik. Translasi hanyalah perubahan satuan unit moneter , seperti halnya sebuah neraca yang dinyatakan dalam Pound Inggris disajikan ulang kedalam nilai ekuivalen dolar AS.tidak ada pertukaran fisik yang terjadi, dan tidak ada transaksi terkait yang terjadi seperti bila dilakukan konversi.

Transaksi mata uang asing terjadi pada pasar spot , forward , atau swap.

Mata uang yang dibeli atau dijual pada spot umumnya harus dikitrimkan secepatnya yaitu dalam waktu 2 hari kerja . Kurs pasar spot dipengaruhi oleh banyak factor, termasuk perbedaan tingkat infalsi antar Negara , perbedaan suku bunga nasional dan ekspetasi terhadap arah nilai tukar di masa yang akan dating.

Transaksi pada pasar forward adalah perjanjian untuk melakukan pertukaran suatu mata uang dengan jumlah tertentu ke dalam mata uang lain pada suatu tanggal di masa depan. Kuotasi pada pasar forward dinyatakan dengan diskonto atau premiumdari kurs spot.

Transaksi swap melibatkan pembelian spot dan penjualan forward atau penjualan spot atau pembelian forward , atas suatu mata uang secara bersamaan.investor seringmemanfaatkan transaksi swap untuk mengambil keuntungan dari tingkat suku bunga yang lebih tinggi di suatu Negara asing , sembari dalam kesempatan yang sama melindungi diri terhadap pergerakan yang tidak menguntungkan dari kurs nilai valuta asing

PERMASALAHAN

Nilai Tukar yang berfluktuasi secara khusus terjadi di eropa timur , amerika latin dan beberapa bagian Asia . Fluktuasi mata uang meningkatkan jumlah nilai tukar translasi yang dapat digunakan dalam proses traslasi dan menimbulkan keuntungan dan kerugian mata uanga asing.

PENGRUAH ALTERNATIF KURS TRANSLASI TERHADAP LAPORAN KEUANGAN

Ketiga nilai tukar berikut ini dapat digunakan ketika melakukan translasi saldo dalam mata uang asing menjadi mata uang domestic.
Kurs Kini ( Current) adalah kurs nilai tukar pada saat tanggal laporan keuangan
Kurs Historis ( Historical ) adalah kurs nilai tukar pada saat suatu aktiva dalam mata uang asing pertama kali diproleh atau ketika suatu kewajiban dalam mata uang asing pertama kali terjadi.
Kurs rata-rata ( average ) yaitu rata – rata sederhanaatau tertimbang dari kurs nilai tukar kini atau kurs nilai tukar histories.

Penggunaan kurs nilai tukar histiris melindungi laporan keuangan dari keuntungan dan kerugian translasi mata uang asing yaitu dari kenaikan atau penurunan dalam equi valen dolar saldo mata uang asing yang timbul dari fluktuasi kurs translasi antar periode pelaporan.

Dua Jenis penyesuian transaksi
Pertama keuntungan dan kerugian atas transaksi yang terselesaikan, timbul ketika nilai tukar yang digunakan untuk mencatat transaksi pada awal nya berbeda dengan nilai tukar yang digunakan pada saat penyelesaian.

Kedua kedua Keuntungan dan kerugian dari transaksi yang belum terselesaikan timbul ketika laporan keuangan disusun sebelum suatu transaksi diselesaikan

TRANSAKSI MATA UANG ASING

Ciri utama yang istimewa dari suatu transaksi mata uang asing adalah penyelesaianya dipengaruhi dalam suatu mata uang asing.

Suatu transaksi mata uang asing dapat berdenominasi dalam suatu mata uang , tetapi diukur atau dicatat dalam mata uang lain

Mata uang fungsional sebuah perusahaan diartikan sebagai mata uang lingkungan ekonomi yang utama dimana perusahaan bisa beroperasi dan menghasilkan arus kas

Transaksi ada dua
1. Presfektif transaksi tunggal
2. presfektif dua transaksi

FAS No. 52 pernyataan standar akuntansi untuk mata uang asing yang wajib diterapkan di AS mengharuskan perlakuan berikut ini untuk transaksi mata uang asing.
1. Pada tanggal suatu transaksi diakui, setiap aktiva, kewajiban, pendapatan, beban, keuntungan dan kerugian yang terjadi dari suatu transaksi harus diukur dan dicatat dalam mata uang fungsional perusahaan yang melakukan pencatatan dengan menggunakan kurs nilai tukar yang berlaku pada tanggal tersebut.
2. Pada setiap tanggal neraca, saldo-saldo tercatat yang berdenominasi dalam suatu mata uang selain mata uang fungsional perusahaan yang melakukn pencatatan harus disesuaikan untuk mencerminkan kurs nilai tukar terkini.

Perspektif Transaksi Tunggal

Berdasarkan persepektif transaksi tunggal, penyesuaian nilai tukar diperlakukan sebagai penyesuaian terhadap akun-akun transaksi yang awal berdasarkan premis bahwa suatu transaksi dan penyelesaiannya merupakan satu peristiwa tunggal
Dengan maksud mencapai keseragaman, FAS No. 52 mengharuskan penggunaan metode dua transaksi untuk mencatat transaksi dalam mata uang asing. Keuntungan dan kerugian dari transaksi yang sudah selesai dan belum selesai dimasukkan dalam penentuan laba. Pengecualian utama terhadap ketentuan ini terjadi apabila 1) Penyesuaian nilai tukar berkaitan dengan transaksi antar perusahaan jangka panjang tertentu 2) transaksi tersebut posisi aktiva dan kewajiban yang beresiko

Translasi Mata Uang Asing

Metode translasi ini dapat diklasifikasikan menjadi dua jenis
1. Metode Kurs Tunggal

Metode kurs tunggal, menerapkan satu kurs nilai tukar, yaitu kurs tekini atau kurs penutupan, untuk seluruh aktiva dan kewajiban lancar. Pendapatan dan beban dalam mata uang asing umumnya ditranslasi dengan menggunakan kurs nilai tukar yang berlaku pada saat pos-pos tersebut diakui.

Namun demikian, untuk memudahkan pos-pos ini umumnya ditranslasikan dengan menggunakan metode rata-rata tertimbang kurs nilai tukar yang tepat untuk periode tersebut. Berdasarkan metode ini, laporan keuangan sebuah operasi asing (yang dipandang oleh induk perusahaan sebagai perusahaan otonomi ) memiliki domisili pelaporannya sendiri : lingkungan mata uang local di mana perusahaan afiliasi asing melakukan usahanya.

Untuk keperluan akuntansi, suatu aktiva atau kewajiban dalam mata uang asing dikatakan menghadapi resiko mata uang asing jika nilai ekuivalen dalam mata uang induk perusahaan mengalami perubahan yang disebabkan oleh perubahan kurs nilai tukar yang digunakan untuk mentranslasikan aktiva atau kewajiban tersebut. Berdasarkan definisi ini, metode kurs kini mengasumsikan bahwa seluruh aktiva dalam mata uang local menghadapi risiko nilai tukar karena kurs nilai kini ( vs histories ) mengubah nilai seluruh aktiva kini luar negeri dalam ekuivalen mata uang induk perusahaan setiap kali terjadi perubahan nilai tukar. Hal ini jarang sekali sesuai dengan kenyataan ekonomi, karena nilai persediaan dan aktiva tetap umumnya didukung oleh inflasi local.

2. Metode Kurs Berganda
Metode kurs berganda menggabungkan kurs nilai tukar histories dan kurs nilai tukar kini dalam proses translasi.
Metode Kini – Nonkini
Berdasarkan metode kini – nonkini, aktiva lancar dan kewajiban lancar anak perusahaan luar negeri ditranslasikan ke dalam mata uang pelaporan induk perusahaannya berdasarkan kurs kini. Aktiva dan kewajiban tidak lancar ditranslasikan berdasarkan kurs histories. Pos – pos laporan laba rugi ( kecuali beban depresiasi atau amortisasi ) ditranslasikan sebesar kurs rata- rata yang berlaku dalam setiap bulan operasi atau berdasarkan rata- rata tertimbang selama keseluruhan periode pelaporan. Beban depresiasi dan amortisasi ditranslasikan sebesar kurs histories yang tercatat saat aktiva tersebutbdiperoleh.
Metode Moneter- Nonmoneter
Metode moneter – nonmoneter juga menggunakan skema klasifikasi neraca untuk menentukan kurs translasi yang tepat. Aktiva dan kewajiban moneter ditranslasikan berdasarkan kurs kini. Pos- pos nonmoneter aktiva tetap, investasi jangka panjang dan persediaan investor ditranslasikan dengan menggunakan kurs histories. Pos – pos laba rugi ditranslasikan dengan menggunakan prosedur yang sama dengan yang dijelaskan untuk konsep kini- nonkini.
Tidak seperti halnya metode kini – nonkini, metode ini melihat bahwa aktiva dan kewajiban menghadapi risiko mata uang asing. Karena pos- pos moneter akan diselesaikan dengan menggunakan uang tunai, penggunaan kurs kini untuk mentranslasikan pos- pos ini menghasilkan nilai ekuivalen dalam mata uang domestic yang mencerminkan nilai realisasinya atau nilai penyelesaiannya.
Metode Temporal
Dengan menggunakan metode temporal, translasi mata uang merupakan proses konversi pengukuran atau penyajian uang nilai tertentu. Metode ini tidak mengubah atribut suatu pos yang diukur, melainkan hanya mengubah unit pengukuran. Translasi saldo- saldo dalam mata uang asing menyebabkan pengukuran ulang denominasi pos- pos tersebut, tetapi bukan penilaian sesungguhnya.
Mana yang terbaik?
Kami menolak asumsi tradisional yang mengatakan bahwa satu jenis metode translasi dapat digunakan dalam segala keadaan yang menyebabkan terjadinya proses translasi dan untuk seluruh tujuan proses translasi. Keadaan yang mendasari proses translasi mata uang asing sangat berbeda.
Kedua, translasi dilakukan untuk tujuan yang berbeda. Melakukan translasi akun- akun suatu anak perusahaan luar negeri dalam rangka konsilidasi akun- akun dengan induk perusahaan tidak sama dengan melakukan translasi akun- akun suatu perusahaan yang independent dengan maksud untuk memenuhi kepentingan para pihak luar negeri.
Ada tiga pertanyaan yang harus diperhatikan :
1. Apakah menggunakan lebih dari satu metode translasi diperbolehkan?
2. Jika ya, metode manakah yang dapat digunakan dan dalam kondisi apakah metode tersebut harus diterapkan ?
3. Apakah terdapat situasi dimana translasi sama sekali tidak boleh dilakukan?
Terkait dengan pertanyaan pertama, jelas terlihat bahwa satu metode translasi saja tidak dapat memenuhi dengan sama translasi yang dilakukan berdasarkan kondisi yang berbeda dan untuk tujuan yang berbeda. Lebih dari satu metode translasi yang diperlukan.
Terkait dengan pertanyaan kedua, kami berpendapat bahwa terdapat tiga pendekatan translasi yang berbeda yang dapat diterima : (1) metode histories, (2) metode kini, dan (3) tidak melakukan translasi sama sekali.
Metode translasi kurs kini merupakan translasi ( penyajian ulang) secara langsung dari satu jenis mata uang ke dalam mata uang lainnya. Tidak terdapat perubahan dalam sifat akun- akun; hanya bentuk ekspresinya saja yang diubah. Metode kurs kini lebih tepat digunakan apabila akun- akun anak perusahaan luar negeri yang ditranslasikan tetap mempertahankan mata uang local sebagai unit pengukuran: yaitu, jika entitas asing dipandang dari sudut pandang perusahaan local ( sebagai kebalikan dari sudut pandang induk perusahaan).
Apakah terdapat situasi dimana translasi sama sekali tidak boleh dilakukan? Kami berpendapat demikian. Tidak ada translasi yang memadai jika dilakukan antara mata uang yang sangat tidak stabil dan sangat stabil. Translasi dari satu mata uang itu ke yang lainnya tidak akan menghasilkan informasi yang bermakna meski menggunakan metode yang manapun. Translasi tidak diperlukan jika laporan keuangan perusahaan independent dikeluarkan diterbitkan benar- benar untuk tujuan pemberian informasi bagi para penduduk di Negara lain yang berada dalam tingkat perkembangan ekonomi yang dapat dibandingkan dan memiliki situasi mata uang nasional yang dapat dibandingkan.
Kurs Kini yang Tepat
Sejauh ini, istilah kurs nilai tukar yang digunakan dalam metode translasi mengacu pada histories atau kurs kini. Kurs rata- rata sering digunakan dalam laporan laba rugi untuk pos – pos beban. Pilihan kurs nilai tukar yang paling tepat tidak terlalu jelas karena setiap mata uang dalam suatu waktu dipengaruhi oleh beberapa jenis kurs nilai tukar. Ada kurs beli dan kurs jual, kurs spot dan forward, kurs resmi, dan kurs pasar bebas, dan terdapat perbedaan nilai kurs yang terletak diantaranya.
Beberapa Negara menggunakan kurs nilai tukar yang berbeda untuk transaksi yang berbeda. Dalam situasi ini, harus dipilih beberapa kurs nilai tukar yang ada. Beberapa alternative yang disarankan adalah : (1) kurs pembayaran dividen, (2) kurs pasar bebas dan (3) kurs penalty atau preferensi yang dapat digunakan, seperti yang terkait dengan kegiatan impor atau ekspor.

Keuntungan dan Kerugian Translasi
Pendekatan- pendekatan atas penyesuaian translasi berkisar dari penangguhan hingga tidak ada penangguhan, dengan pendekatan hybrid yang terletak di antara keduanya.

Penangguhan
Parkinson menawarkan alasan tambahan yang mendukung dilakukannya penangguhan:
Dapat dikatakan bahwa keuntungan dan kerugian tersebut berkaitan erat dengan investasi jangka sangat panjang bahkan mungkin suatu investasi permanent yang dilakukan oleh suatu induk perusahaan ke dalam anak perusahaan asing; bahwa keuntungan dan kerugian tersebut tidak dapat direalisasikan hingg operasi luar negeri dihentikan dan semua aktiva bersih dibagikan kepada induk perusahaan ; bahwa pada atau sebelum waktu tersebut perubahan dalam kurs nilai tukar dapat berkebalikan yaitu bahwa tidak terdapat keuntungan atau kerugian yang akan pernah dapat direalisasikan.

Penangguhan dan Amortisasi
Keuntungan atau kerugian translasi yang terkait dengan utang akan ditangguhkan dan diamortisasi selama umur aktiva tetap terkait, yaitu dibebankan terhadap laba dengan cara yang sama dengan beban depresiasi. Alternative lain adalah keuntungan atau kerugian translasi yang timbul dari utang dapat ditangguhkan dan diamortisasi selama sisa masa pinjaman sebagai penyesuaian terhadap beban bunga.

Penangguhan Parsial
Pendekatan ini tidak memiliki criteria eksplisit untuk menentukan kapan suatu kepentingan translasi direalisasi. Juga, sejumlah pihak yang mendukung penangguhan keuntungan translasi juga tidak dapat menentukan berapa banyak yang harus ditangguhkan. Pada masa lalu, perusahaan mengurangkan keuntungan periode berjalan dengan kerugian masa lalu dan menangguhkan selisihnya. Hal ini menunjukkan bahwa keuntungan dan kerugian translasi bukanlah pos – pos dalam suatu periode saja, dan sebaliknya akan “ terhapuskan” dalam jangka panjang. Jika demikian, maka penangguhan akan menjadi suatu praktik yang dipertanyakan.

Tidak Ditangguhkan
Pilihan ini memandang penangguhan dalam bentuk apapun bersifat palsu dan cenderung menyesatkan. Criteria penangguhan sering dikritik sebagai sesuatu yang tidak konsisten terhadap dirinya sendiri dan tidak mungkin dilakukan. Namun demikian, memasukkan keuntungan dan kerugian translasi dalam laba tahun berjalan akan memperkenalkan elemen acak ke dalam laba sehingga dapat menghasilkan fluktuasi laba yang sangat signifikan apabila terjadi perubahan kurs nilai tukar.

Di Mana Kita Berada?
Jika sudut pandang mata uang local yang digunakan ( sudut pandang perusahaan local), masuknya penyesuaian translasi dalam laba berjalan tidak perlu dilakukan. Memasukkan keuntungan dan kerugian translasi dalam laba akan mendistorsikan hubungan keuangan yang asli dan dapat menyesatkan para pengguna informasi tersebut. Keuntungan atau kerugian translasi harus diperlakukan dari sudut pandang mata uang local sebagai penyesuaian terhadap ekuitas pemilik.
Jika mata uang pelaporan induk perusahaan merupakan unit pengukuran laporan keuangan yang ditranslasikan ( sudut pandang induk perusahaan ), sangat disarankan untuk mengakui keuntungan atau kerugian translasi laba sesegera mungkin. Sudut pandang induk perusahaan melihat anak perusahaan luar negeri sebagai perluasan dari induk perusahaannya. Keuntungan dan kerugian translasi mencerminkan kenaikan atau penurunan ekuitas investasi asing dalam mata uang domestic dan harus diakui.

sumber : http://indrawijaya.blog.com/2008/06/17/translasi-mata-uang-asing/

pengukuran,pelaporan dan berbagai pengungkapan keuangan perusahaan internasional

PELAPORAN DAN PENGUNGKAPAN KEUANGAN


PENGUKURAN dan PENGUNGKAPAN

Konseptualisasi Proses laporan keuangan menurut Bedford terdiri dari 4 langkah prosedural:

1. Persepsi aktivitas penting dari entitas akuntansi

Ø Transaksi-transaksi keuangan mewakili entitas penting dalam proses pelaporan

2. Simbolisasi Aktivitas

Ø Dibuat database (akun-akun) Dengan tujuan mempermudah identifikasi yang kemudian membentuk suatu kumpulan data dan informasi akhir mengenai asset dan kewajiban perusahaan yang akan dianalisa.

3. Analisis terhadap model aktivitas

Ø Mengungkapkan apa yang tersaji dalam pelaporan sehingga dapat menyediakan pemahaman mengenai sifat dari aktifitas-aktifitas entitas.

4 Komunikasi (transmisi) analisis kepada Pengguna

Ø Dengan tujuan menuntun pembuat keputusan dalam mengarahkan aktivitas-aktivitas entitas di masa yang akan datang.

Ø Langkah 1 dan 2 pada point diatas merupakan proses pengukuran, yaitu suatu proses penyajian data yang berisi informasi mengenai kondisi keuangan perusahaan.

Ø Sedangkan point 3 dan 4 merupakan tahap pengungkapan atas informasi yang dihasilkan dari pelaporan dimana tanpa pengungkapan informasi yang diperoleh dari pelaporan dengan sendirinya tidak berguna.


EVOLUSI PENGUNGKAPAN KORPORASI

Kewajiban dan praktik-praktik pengungkapan korporasi dipengaruhi oleh sejumlah hal, antara lain sebagai berikut:

Pengaruh Pasar Modal

Dalam ekonomi yang kompetitif, pengungkapan koorperasi merupakan sarana untuk menyalurkan akuntabilitas koorperasi kepada para penyedia modal (investor) dan untuk mepermudah alokasi sumberdaya untuk pemanfaatan yang paling produktif.

Suatu koorperasi perlu menarik modal dalam jumlah yang sangat besar untuk pembiayaan aktivitas produksi dan distribusi yang ekstensif. Oleh karena itu pembiyaan internal ini sangat bergantung pada modal eksternal yang diinvestasikan oleh para investor pada sebuah koorperasi, Sebagai timbal balik, seorang investor memerlukan pengungkapan (tansparansi koorperasi) dimana para investor tersebut dapat menilai kualitas saham yang mereka tanamkan.


Kaitan konseptual antara pengungkapan yang meingkat dan biaya modal perusahaan dari teori perilaku investasi dalam kondisi ketidakpastian, yaitu:

Dalam dunia ketidakpastian, para investor memandang pengembalian dari investasi sekuritas sebagai uang yang diterima sebagai konsekwensi kepemilikan.
Karena adanya ketidakpastian pengembalian ini dipandang dalam pengertian probabilistik.
Para investor menggunakan sejumlah ukuran berbeda untuk mengukur hasil yang diharapkan dari suatu sekuritas.
Para investor menyukai tingkat pengembalian yang tinggi untuk tingkat resiko tertentu atau sebaliknya.
Nilai sebuah sekuritas berhubungan positif dengan aliran hasil yang diharapkan dan berhubungan terbalik dengan resiko yang berkaitan dengan pengembalian tersebut.
Jadi, Pengungkapan perusahaan akan meningkatkan distribusi probabilitas dari hasil yang diharapkan oleh investor dengan mengurangi ketidakpastian yang berhubungan dengan pengembalian tersebut. Sehingga akan meningkatkan performance (kinerja perusahaan) di mata para investor sehingga memikat para investor untuk menginvestasikan yang lebih besar pada sekuritas yang sama sehingga dapat mengurangi biaya modal.

Pengaruh Non-Keuangan

Yang terjadi saat ini terdapat kecenderungan yang semakin meningkat dimana koorperasi bertanggung jawab terhadap public atas kebijakan-kebijakan dan tindakan-tindakannya. Hal ini disebabkan negara-negara kecil cenderung melihat perusahaan multinasional sebagai ancaman langsung terhadap kedaulatan negara, dimana perusahaan multinasional mampu menciptakan standar kehidupan umum suatu negara dengan aktivitas-aktivitas bisnis multinasional, seperti strategi investasi langsung yang mempengaruhi nilai tukar valuta di luar negeri.

Selain itu kesejahteraan masayarakat bisa dipengaruhi oleh pembayaran pajak secara arbiter (sewenang-wenang) antar negara, ataupun serentetan manipulasi yang dilakukan oleh perusahaan multinasional, sehingga “Pemegang saham non – keuangan, seperti serikat pekerja, pemerintah, dan masyarakat umum memerlukan transparansi (pengungkapan) Koorporasi, baik keuangan maupun non-keuangan.


Upaya PBB untuk menggerakkan ketaatan aktivitas investasi langsung luar negeri, sebagai berikut:

Nilai batas Investasi langsung adalah dimana investor asing tunggal mengendalikan lebih dari 10 % saham biasa atau hak suara yang efektif dalam manajemen.
Komposisi laba investasi langsung, adalah deviden, laba ditahan , dan hutang bunga.
Eliminasi capital gains/losess : dimana laba tidak boleh mengandung capital gain maupun losess yang sudah/belum realisasi.
Penagihan piutang dagang antar perusahaan harus memasukkan transaksi dalam saham, ataupun hutang jangka panjang maupun pendek.
Prosedur konversi dimana bunga, deviden, laba yang didistribusikan dan ditahan dalam valas harus dikonversikan dalam kurs spot pada tanggal penerimaan.
Pengukuran investasi langsung harus diukur menggunakan nilai buku dari modal saham dan cadangan.
Estimasi -ulang saham investasi langsung, dimana kepemilikan saham harus diestimasi-ulang memakai replacement cost bukan nilai buku.

Tangapan Koorperasi

Sejumlah perusahaan memandang permintaan diperluasnya transparansi pelaporan sebagai sesuatu yang positif, namun terdapat beberapa perusahaan yang menentang transparansi tersebut dengan alasan:

1. Bersifat diskriminatif, membedakan perusahaan multinasional dengan perusahaan domestik murni.

2. Prematur, karena tidak ada kebutuhan yang nyata bagi pengungkapan yang disarankan.

3. Mumbutuhkan biaya.


Namun, peningkatan permintaan transparansi informasi koorperasi tidak dapat diabaikan begitu saja dari berbagai pihak yang berkepentingan. Terutama para investor yang menanamkan modal.


Sejumlah koorperasi sering mengalami keterlambatan dalam pegungkapan yang disebabkan cengkraman peraturan mengenai standar pengungkapan yang diterbitkan oleh organisasi seperti: UNCTC, OECD, EC, IASC, ICFTU, dan IOSCO. Oleh karena itu, koorperasi modern harus mengantisipasi peningkatan permintaan bagi transparansi koorperasi dengan tujuan memikat para investor untuk menanamkan modalnya dalam koorperasi.


PERATURAN KEWAJIBAN-KEWAJIBAN PENGUNGKAPAN

Sebagai landasan perlindungan investor, SEC AS, Menkeu Jepang dan COSOB Italia, bersama dengan badan pembuat peraturan pemerintah membebankan kewajiban pengungkapan kepada perusahaan domestic maupun asing yang mengupayakan meraih akses ke dalam pasar bursa, dengan tujuan menjamin para investor agar memperoleh pengungkapan minimum yang memungkinkan untuk menilai kinerja masa lalu ataupun prospek perusahaan.


Kewajiban-Kewajiban SEC

Perdagangan sekuritas pada bursa terkelola diatur oleh Securities Exchange Act (SEC).

Perusahaan non-AS terkena peraturan dan pengungkapan SEC bila terjadi kondisi:

– Perusahaan menerbitkan sekuritas untuk penjualan perdana kepada public AS

– Perusahaan ingin memperdagangkan sekuritas yang masih beredar pada suatu bursa terkelola di AS

– Saham perusahaan diperdagangkan diluar pasar terkelola AS tetapi perusahaan memiliki asset lebih dari $ 1 juta, lebih dari 500 pemegang saham di seluruh dunia, dan dari jumlah tersebut 300 atau lebih berdiam di AS.


Pengecualian utama bagi koorperasi asing berhubungan dengan hal sebagai berikut:

– Laporan keuangan koorperasi non-AS harus memiliki kandungan informasi yang sama dengan laporan keuangan koorperasi domestik kecuali mengandung rekonsiliasi terhadap berbagai variasi yang signifikan dari GAAP AS dan Regulation S-X.

– Kecuali kalau rekonsiliasi penuh dengan GAAP AS diwajibkan, hanya informasi pendapatan per lini bisnis atau segmen geografis perlu diungkapkan.

– Pemberian gaji kepada direktur perusahaan non-AS tidak perlu diungkapkan.

– Pengungkapan transaksi material perusahaan diperlukan hanya jika diwajibkan oleh hokum negara asal atau telah diinformasikan sebelumnya.

– Pengungkapan yang diwajibkan oleh GAAP AS tetapi tidak diwajibkan oleh GAAP Luar negeri tidak perlu diberikan, kecuali informasi tersebut signifikan.


Perusahaan non-AS yang telah terdaftar dalam bursa nasional harus menyampaikan laporan periodeik pada SEC dalam 6 bulan dari tahun fiskalnya. Bagi koorperasi yang memiliki asset lebih dari $ 5 juta dan lebih dari 500 pemegang saham di seluruh dunia dengan pengecualian kurang dari 300 orang yang berdiam di AS, maka material laporan diwajibkan untuk:

– disebarluaskan pada public negara asalnya

– disampaikan pada bursa tempat dimana sekuritasnya diperdagangkan

– didistribusikan kepada pemegang sahamnya


PENGUNGKAPAN SUKARELA

Perusahaan akan melakukan pengungkapan melebihi kewajiban pengungkapan minimal jikga mereka merasa pengungkapan semacam itu akan menurukan biaya modalnya atau jika mereka tidak ingin ketinggalan praktik –praktik pengungkapan yang kompetitif. Sebaliknya, perusahaa-perusahaan akan mengungkapkan lebih sedikit apabila meraka merasa pengungkapan keuangan akan menampakkan rahasia kepada pesaing atau menampakkan sisi buruk perusahaan di depan berbagai pihak.

Upaya untuk berkomunikasi secara efektif dengan pembaca-pembaca asing, karena tidak adanya standar akuntansi dan pelaporan yang diterima secara internasional. Perusahaan multinasional telah mengujicobakan berbagi model pelaporan. Empat pendekatan yang menonjol antara lain sbb:


Translasi Apabila Tidak Menyulitkan

Perusahaan mentranslasikan bahasa dari laporan keuangan kedalam idiom-idiom nasional dari kelompok pengguna utama, selain bahasa jumlah moneter juga ditranslasikan (biasanya memakai kurs akhir tahun).

Kelebihan

– Memberikan penampilan internasioanl kepada laporan-laporan primer

– Memberikan keuntungan dari sisi hubungan masyarakat

Kekurangan

– Translasi tersebut menyesatkan, seolah-olah memberi kesan kepada pembaca asing seolah-olah prinsip akuntansi yang mendasari laporan keuangan yang terkait juga telah ditranslasikan, sehingga kesimpulan yang salah bisa timbul.

– Analis keuangan cenderung menginterprestasikanlaporan keuangan semacam itu sebagai laporan keuangan yang memiliki substansi yang sebanding dengan laporan keuangan domestic, sehingga potensi penyalahgunaan akan timbul.

Minimalisasi Permasalahan

Melauli pengungkapan yang secara khusus menyebutkan prinsip-prinsip akuntansi nasional, tempat perusahaan berdomisili, dan standar-standar auditing yang mendasari laporan keuangan tersebut.


Informasi Khusus

Mengupayakan untuk menjelaskan kepada pembaca asing standar-standar dan praktik akuntansi tertentu yang mendasari pelaporan perusahaan. Contoh: booklet informasi dengan judul “Kunci untuk memahami Laporan Keuangan Swedia” yang disisipkan dalam setiap copy laporan yang dikirimkan kepada pembaca non swedia.


“Restatement” Terbatas

Melakukan estimasi terhdadap berapa besar penyeuaian laba yang terjadi seandainya GAAP non-negara asal yang dipakai dengan hasil akhir angka laba EPS (Ebit per sucuritas) yang konsisten dengan praktik akuntansi local.


Kelebihan

Investor akan gampang mengerti angka laba dan dapat gigunakan untuk tujuan pembandingan.

Kekurangan

Pembandingan tingkat pengembalian (ratio) bisa menyesatkan ketika laba yang direstatement dengan GAAP AS dibandingkan dengan total aktiva dan kategori laporan keuangan lainnya.


Laporan Primer-Sekunder

2 macam laporan keuangan yang diakui sebagai bagian standar –standar dan prinsip-prinsip akuntansi yang diterima, yaitu:

– Laporan primer : akan disiapkan sesuai dengan prinsip-prinsip akuntasi keuangan yang diterima secara umum di negara asal perusahaan dan dalam bahasa dan valuta negara tersebut.

– Laporan Sekunder : akan disiapkan secara khusus bagi pembaca-pembaca yang berkepentingan di luar negeri


Karakteristik Laporan Keuangan Sekunder:

– Mematuhi standar-standar pelaporan negara asing yang dituju

– Laporan keuangan ditranslasikan ke dalam valuta asing yang terkait.

– Laporan keuangan akan diterjemahkan ke dalam bahasa negara yang bersangkutan.

– Laporan auditor independent akan diberikan dalam bentuk yang tidak biasa digunakan di negara asal perusahaan.


Jika laporan primer memuat informasi yang memadai untuk memenuhi kewajiban informasi dari pembaca yang berkepentingan di negara lain, maka laporan keuangan sekunder tidak diperlukan.


Kelebihan

– Memungkinkan pengakuan penuh atas titik pandang nasional parallel dengan titik pandang nasional lain atau mungkin titik pandang internasional.

– Bisa meningkatkan kandungan informasi (dan kualitas) dari kedua macam laporan keuangan tersebut.

– Semakin besar kemungkinan informasi yang relevan yang lebih berguna masuk ke dalam proses pengambilan keputusan.

Kekurangan

– Biaya pembuatan yang mahal

– Memiliki titik pandang domisili tunggal



Pengungkapan Operasi Luar Negeri

Investor di seluruh dunia telah menjadi sangat tertarik dan berkepentingan dengan operasi-operasi luar negeri dengan alas an munculnya: kurs mengambang, inflasi global, meningkatnya nasionalisme, dan ketidakpastian politik.

Permintaan akan pengungkapan yang lebih luas mengenai operasi-operasi multinasional kepada public umum ditimbulkan karena adanya peningkatan perhatian pada dampak social dan ekonomi perusahaan multinasional atas negara investor. Sehingga para pengguna informasi dapat menilai dampak dari operasi di berbagai tempat utama dunia atas perusahaan secara keseluruhan.

Penentang pengungkaan operasi luar negeri disebabkan:

– Mungkin membahayakan posisi kompetitif perusahaan.

– Terlalu mendetail bagi laporan keuangan yang bertujuan umum

– Membingungkan pengguna laporan keuangan

– Pengungkapan operasi luar negeri didapati tidak menimbulkan dampak-dampak signifikan kepada pasar. Namun diluar hal tersebut, terdapat semacam dorongan baik pada tingkat nasional maupun internasional untuk mewajibkan lebih banyak pengungkapan mengenai operasi luar negeri perusahaan, dimana pengungkapan dianggap sebagai suplemen yang berguna bagi informasi konsolidasi.


Kewajiban Pelaporan

FAS mewajibkan pengungkapan informasi secara terpisah mengenai operasi luar negeri sebuah perusahaan per area greografis. Namun pengungkapan tersebut hanya diwajibkan jika operasi luar negeri atau asset operasi luat negeri memberikan kontribusi 10 % atau lebih tinggai bagi pendapatan konsolidasi atau asset konsolidasi. Informasi yang diminta oleh FAS meliputi:

1. Pendapatan, dengan pengungkapan terpisah untuk :

– Penjualan kepada pelanggan diluar negeri

– Penjualan atau transfer antar area geografis

– Basis-basis transfer harga yang digunakan

2. Laba operasi, laba bersih, atau berbagai ukuran profitabilita yang lainnya, sepanjang ukuran yang dipakai konsisten untuk seluruh area geografis.

3. Aset-aset yang bisa diidentifikasi

Kewajiban pelaporan informasi yang diminta oleh SEC, meliputi:

– Penjualan operasi lainnya per segmen

– Hasil-hasil operasi per segmen

– Aset yang digunakan, baik jumlah moneter ( sebagai prosentasi dari total asset konsolidaasi)

– Basis taransfer harga antar segmen

Sedangakan OECD meminta sejumlah penggungkapan, meliputi:

– Area-area geografis tempat operasi dijalankan dan aktivitas utama yang dijalankan oleh perusahaan induk dan perusahaan afiliasinya.

– Hasil operasi dan penjualan per area geografis dan penjualan per lini bisnis utama bagi perusahaan secara keseluruhan

– Investasi modal baru yang signifikan per area geografis

– Jumlah karyawan rata-rata dalam masing-masing area geografis.


Pengungkapan Operasi Luar Negeri dalam Politik Yang Dijalankan Dewasa Ini:

Perusahaan multinasional yang berbasis di eropa umumnya blak-blakan dalam mengungkapkan pendapatan luar negeri per area geografis. Statistik pendapatan geografis sangat rendah menunjukkan bahwa pengungkapan terpisah semacam ini tidak cukup signifikan untuk dilakukan. Selain di Eropa juga diterapkan di AS dan Kanada. Kebalikan dengan data-data pendapatan, pengungkapan profitabilita tidak lazim di eropa kecuali di inggris dan perancis. Segementasi hasil operasi secara geografis didasarkan pada kepercayaan bahwa operasi di berbagai dunia yang berlainan merupakan subyek tingkat resiko, tingkat pertumbuhan dan kesempatan-kesempatan laba yang berbeda.


Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial

Pengungkapan ini berkenaan dengan akuntansi yang berhubungan dengan kinerja seluruh negara. Mengacu pada pengukuran dan komunikasi informasi mengenai dampak perusahaan terhadap kesejahteraan pekerja, komunitas local dan lingkungan ataupun kinerja lain menyangkut non-keuangan.

Pengungkapan ini didasarkan pada beberapa argumen antara lain:

– Masyarakat memberikan kebebasan kepada perusahaan perusahaan untuk mengelola sejumlah besar sumberdaya langka. Sebagai timbal balik perusahaan memiliki tanggung jawab untuk mengungkapkan aktivitas, evektivitas dan efisiensi pengelolaan sumberdaya langka tersebut.

– Perusahaan harus menyadari pentingnya mengantisipasi opini masyarakat menyangkut masalah-masalah social. Sehingga akan menimbulkan minimnya konflik industri dan hubungan yang baik dengan pemerintah local, sehingga deviden-deviden ekonomi dimasa depan memiliki nilai tambah.


Pengungkapan Karyawan

Informasi mengenai kesejahteraan karyawan meliputi,: kondisi kerja, jaminan kerja dan kesempatan yang sama yang merupakan kepentingan para pekerja dan wakil-wakilnya. Hal ini menjadi perhatian investor karena pengungkapan tersebut menyediakan pemahaman yang beguna mengenai hubungan, biaya dan produktivitas pekerja.

Kesimpulan yang berkenaan dengan pengungkapan karyawan:

Ø Perusahaan multinasional secara keseluruhan harus menyediakan deskripsi mengenai kebijakan umum koorperasi yang berkaitan dengan pengakuan terhadap serikat-serikat pekerja, dan kewajiban-kewajiban menyangkut hubungan pekerja dengan pemberi kerja yang memperlihatkan:

– Jumlah pekerja total

– Pemisahan menurut area geografis

– Pemisahan menurut lini bisnis

Ø Perusahaan multinasional harus mengungkapkan :

– Jumlah karyawan pada akhir tahun dan rata-rata tahunan

– Deskripsi ringkas mengenai program-program pelatihan dan perkiraan pengeluaran untuk program-program semacam itu.


Pengungkapan Nilai Tambah

Nilai tambah didefinisikan sebagai perbedaan antara nilai output perusahaan dan niliai inputnya (bahan baku dan jasa yang didapatkan dari perusahaan-perusahaan lain. Nilai tambah menyerupai laba bersih yang dimaksudkan sebagai ukuran kinerja untuk kelompok stakeholder secara luas.


Pegungkapan nilai tambah harus diturunkan dari:

– Pendapatan penjualan kurang biaya bahan baku dan jasa yang dibeli dari supplier eksternal dan pajak pembelian

– Bagian laba yang dihasilkan atau diterima dari perusahaan-perusahaan asosiasi.

– Laba investasi

– Surplus dari realisasi investasi

– Item-item luar biasa

– Keuntungan dan kerugian pertukaran


Keprihatinan Terhadap Lingkungan

Bencana-bencana saat ini menunjukkan bahwa perlindungan lingkungan merupakan prioritas global dewasa ini. Dampak atas laba dari masalah lingkungan cukup besar, sehingga investor memiliki kepentingan langsung dalam memonitor praktik-praktik lingkungan dari manajeman, ketaatan dengan regulasi-regulasi lingkungan, dan hal-hal lain seperti kontinjensi. Pengawasan yang memadai akan meminimalisir dampak-dampak buruk terhadap kejutan negative yang berdampak pada nilai saham. Sehingga manajer harus memasukkan factor lingkungan sebagai variable keputusan tambahan dalam masalah-masalah hubungan eksternal.


Tindakan-tindakan yang dilakukan berkaitan dengan pemberian informasi lingkungan:

Meminimalisasi, menghilangkan, mencegah atau membersihkan efek-efek membahayakan dari polusi dan emisi-emisi beracun
Mengembangkan dan menggunakan teknologi yang lebih bersih
Memelihara sumberdaya-sumberdaya yang tidak dapat diperbarui, seperti bahan bakar, fosil dan lapisan ozon
Menciptakan teknologi untuk menggantikan sumberdaya yang tidak dapat diperbarui.
Memelihara, memperbarui, menggantikan, atau mengkonversi sumberdaya yang dapat diperbarui seperti, air, hutan, dan udara bersih.
Mengurangi atau menghilangkan kemungkinan bencana lingkungan
Membersihkan atau meminimalisasi dampak membahayakan dari bencana jika terjadi.
Mendidik dan mendoroang manajemen, karyawan, supplier dan masyarakat mengenal sumber-sumber bahaya lingkungan yang potensial dan untuk mengambil langkah-langkah perlindungan
Melakukan audit lingkungan dan penilaian resiko lingkungan,

Sumber :

anice86.files.wordpress.com

PERSAMAAN DAN PERBEDAAN SISTEM AKUNTANSI DI NEGARA MAJU

Aturan dan sistem akuntansi di negara - negara maju memiliki perbedaan dan juga persamaan sistem , di mana dalam setiap standat yang di gunakan oleh negara tersebut memiliki kekurangan dan kelebihan masing - masing dalam penerapan sistem akuntansi di negaranya. Standar dan aturan akuntansi yang ditetapkan di negara tertentu tentunya tidak sepenuhnya sama dengan negara lain. Peran profesi akuntan dalam menentukan standar dan aturan akuntansi lebih banyak ditemukan di negara-negara yangtelah memasukkan aturan-aturan profesional dalam aturan-aturan perusahaan, seperti di Inggris dan Amerika Serikat. Sementara itu Christopher Nobes dan Robert Parker (1995:11)menjelaskan adanya tujuh faktor yang menyebabkan perbedaan penting yang berskala internasional dalam perkembangan sistem dan praktik akuntansi. Faktor-faktor tersebut antara lain adalah (1) sistem hukum, (2) pemilik dana, (3) pengaruh system perpajakan (4) kemantapan profesi akuntan. (5) inflasi, (6) teori akuntansi (7) accidents of history . Sistem hukum Peraturan perusahaan, termasuk dalam hal ini adalah sistem dan prosedur akuntansi, banyak dipengaruhi oleh sistem hukum yang berlaku di suatu negara. Beberapa negara seperti Perancis, Italia, Jerman, Spanyol, Belanda menganut Sistem hukum yang digolongkan dalam codified Roman law. Dalam codified law, aturan-aturan dikaitkan dengan ide dasar moral dan keadilan, yang cenderung menjadi suatu doktrin. Sementara itu negara-negara seperti Inggris, Amerika Serikat,dan negara-negara persemakmuran Inggris menganut sistem common law. Dalam common law, dicoba adanya suatu jawaban untuk kasus-kasus yang spesifik dan tidak membuat suatu formulasi umum. Sumber pendanaan Berdasarkan sumber pendanaan, perusahaan dapat dikelompokkan menjadi dua. Kelompok yang pertama adalah perusahaan yang mendapatkan sebagian besar dananya dari para pemegang saham di pasar modal (shareholder). Kelompok kedua adalah perusahaan yang mendapatkan sebagian besar dananya dari bank, negara atau dana keluarga. Umumnya di negara-negara dengan sebagian besar perusahaan yang dimiliki oleh shareholders namun para shareholders ini tidak mempunyai akses atas informasi internal, lebih banyak tuntutan atas adanya pengungkapan (disclosure), pemeriksaan (audit) dan informasi yang tidak bias (fair information). Sistem perpajakan Sejauh mana sistem perpajakan dapat mempengaruhi sistem akuntansi adalah dengan melihat sejauh mana peraturan perpajakan menentukan pengukuran akuntansi (accounting measurement). Di Jerman, pembukuan menurut pajak harus sama dengan pembukuan komersial. Sedangkan di banyak negara lain seperti Inggris, Amerika Serikat dan juga termasuk Indonesia, terdapat aturan – aturan yang berbeda antara perpajakan dan komersial perusahaan. Contoh yang paling jelas mengenai hal ini adalah depresiasi. Profesi akuntan Badan-badan yang dibentuk sebagai wadah profesi ternyata berbeda-beda di setiap negara, dan hasil yang berupa aturan-aturan atau standar dipengaruhi oleh bentuk, wewenang dan anggota dari badan-badan tersebut. Di beberapa negara ditemui adanya pemisahan profesi akuntan, sebagai ahli perpajakan atau hanya sebagai akuntan perusahaan. Anggota suatu badan yang mengatur standar akuntansi bisa terdiri hanya dari kalangan akuntan publik atau mengikutsertakan pihak-pihak dari kalangan dunia usaha, industri, pemerintah dan kalangan pendidik. Tingkat pendidikan dan pengalaman dalam dunia praktis sebagai syarat seseorang untuk bisa menjadi anggota badan tersebut juga akan menentukan kualitas standar dan aturan akuntansi sebagai keluaran yang dihasilkan. International Financial Reporting Standards (IFRS) adalah sebuah standar yang kerangka dan interprestasinya diadopsi oleh Accounting Standards Board (IASB). Banyak standar membentuk bagian dari IFRS yang dikenal lebih dahulu, yaitu International Accounting Standards (IAS) yang diterbitkan antara tahun 1973 dan 2001 oleh International Accounting Standards Committee (IASC). Dan pada tanggal 1 April 2001 diambil alih tanggung jawabnya oleh IASB untuk menetapkan Standar Akuntansi Internasional. Yang kemudian IASB terus mengembangkan standar menyebut standar IFRS baru. IFRS dianggap sebagai “prinsip-prinsip berdasarkan” peraturan luas terdiri dari: 1.Standar Pelaporan Keuangan Internasional (IFRS) – standar yang dikeluarkan setelah tahun 2001. 2.Standar Akuntansi Internasional (IAS) – standar yang diterbitkan sebelum 2001. 3.Interpretasi berasal dari interpretasi Pelaporan Keuangan Internasional Komite (IFRIC) – yang diterbitkan setelah tahun 2001. 4.Berdiri Interpretasi Committee (SIC) – yang diterbitkan sebelum 2001. 5.Kerangka Penyajian dan Penyusunan Laporan Keuangan. IFRS digunakan di banyak bagian dunia, termasuk Uni Eropa, Hong Kong, Australia, Malaysia, Pakistan, negara-negara GCC, Rusia, Afrika Selatan, Singapura, dan Turki. Sejak 27 Agustus 2008, lebih dari 113 negara di seluruh dunia, termasuk seluruh Eropa, saat ini membutuhkan atau mengizinkan pelaporan berdasarkan IFRS. Sekitar 85 negara-negara membutuhkan IFRS pelaporan untuk semua, perusahaan domestik yang terdaftar. Sedangkan di Indonesia sendiri baru akan diadopsi mulai tahun 2012 mendatang. Dan dengan diadopsinya IFRS secara penuh, maka laporan keuangan yang dibuat berdasarkan PSAK tidak memerlukan rekonsiliasi yang signifikan dengan laporan keuangan berdasarkan IFRS. Namun perubahan tersebut tentu akan memberikan efek di berbagai bidang, terutama dari segi pendidikan dan bisnis. Salah satunya adalah, banyak menggunakan fair value accounting dalam dunia pendidikan dan dalam dunia bisnis akan menyebabkan smoothing income menjadi semakin sulit dengan penggunaan balance sheet approach dan fair value. Oleh karena itu, maka kelompok kami akan membahas tentang “Pro Kontra Fair Value, Kebaikan dan Keburukan Fair Value Sebagai Dasar Pengukuran Aset”. International Financial Reporting Standards (IFRS) Di Berbagai Negara IFRS adalah tata cara bagaimana perusahaan menyusun laporan keuangannya. Teknik untuk menyusun laporan keuangan dibutuhkan standard. Standar Akuntansi yang menjadi dua kekuatan besar dunia : 1.Amerika = FASB dan US GAAP 2.Internasional = Eropa = dibentuk IASC yang kemudian berubah IFRS IFRS Di Amerika, terdapat standar yang terbagi dalam tiga era : 1.Standar ditentukan / disusun oleh manajemen, Standar ditentukan / disusun oleh manajemen karena yang membutuhkan adalah pihak manajemen. 2.Standar ditentukan / disusun oleh profesi, Standar ditentukan / disusun oleh profesi karena profesi yang bertugas untuk menyusun dan mengaudit laporan keuangan. 3.Financial Accounting Standard World (FASW), FASW lahir setelah orang menilai pihak kreditur terlalu dominant dalam menyusun standar akuntansi keuangan. IFRS di Indonesia 1.Di Indonesia selama dalam penjajahan Belanda, tidak ada standar Akuntansi yang dipakai. Indonesia memakai standar (Sound Business Practices) gaya Belanda. 2.Sampai Thn. 1955 = Indonesia belum mempunyai undang – undang resmi / peraturan tentang standar keuangan. 3.Thn. 1974 = Indonesia mengikuti standar Akuntansi Amerika yang dibuat oleh IAI yang disebut dengan prinsip Akuntansi. 4.Thn. 1984 = Prinsip Akuntansi di Indonesia ditetapkan menjadi standar Akuntansi. 5.Akhir Thn. 1984 = Standar Akuntansi di Indonesia mengikuti standar yang bersumber dari IASC. 6.Sejak Thn. 1994 = IAI sudah committed mengikuti IASC / IFRS. 7.Thn. 2008 = diharapkan perbedaan PSAK dengan IFRS akan dapat diselesaikan. 8.Thn. 2012 = Ikut IFRS sepenuhnya? Upaya untuk memperkuat Arsitektur keuangan global dan mencari solusi jangka panjang terhadap kurangnya transparansi informasi keuangan, membuat International Accounting Standard Boards (IASB) melakukan percepatan harmonisasi standar Akuntansi internasional khususnya International Financial Reporting Standard (IFRS) yang dibuat oleh IASB dan Financial Accounting Standard Boards (badan pembuat standar Akuntansi di Amerika Serikat). IFRS di Uni Eropa : 1.1982 = IFAC mengendors IASC sebagai Global Accounting Standard. 2.1989 = Federasi Akuntansi Eropa mengendors IASC. 3.1994 = IASC Advisory Council Approved selaku oversight and finance. 4.1995 = IASC & IOSCO menandatangani perjanjian agar negara – negara Uni Eropa harus mengikuti IASs. 5.1996 = US SEC endors IASC to initiate the dev of global accounting standards. 6.1997 = IASC Forms SIC Standing Interpretation Committee, Forms SWP (Strategy Working Party). 7.1998 = IFAC / IASC memperluas kenggotaan menjadi 140 bodies di 101 negara. 8.1999 = G7 Finance Ministers and IMF Support IASs Strengthen International Financial Structure. 9.2000 = IASB new chairman Sir David Tweedie appointed. 10. 2001 = IASB dilahirkan sebagai pengganti IASC. Isinya untuk melakukan convergensi ke global Accounting standards dengan kualitas : 1.Single Set and High Quality. 2.Transparant dan komparabel Laporan Keuangan. 3.Berguna bagi pemain Pasar Modal dunia. ■2001 = IASC Foundation Formed, IASB a Standard Setting body IASs and SIC are adopted by IASB. ■2002 ü SIC diganti IFRIC (International Financial Reporting Interpretation Committee). ü Europe requires IFRSs listed companies 2005. ü IASB dan FASB agree on convergence. ■2003 = IFRSs # 1 dan IFRIC # 1 dikeluarkan. ■2004 = IFRSs # 2 – 6 dikeluarkan. ■2005 = IASB Board member menjadi IFRIC chairman.

Sumber : WordPress.com weblog http://wartawarga.gunadarma.ac.id/2011/03/faktor-akuntansi-internasional/

KLASIFIKASI AKUNTANSI INTERNASIONAL

1. Pendahuluan

Klasifikasi merupakan dasar untuk memahami dan menganalisis mengapa dan bagaimana sistem akuntansi nasional berbeda-beda. Tujuan klasifikasi adalah untuk mengelompokkan sistem akuntansi keunangan menurut karakteristik khususnya dan hal ini mengungkapakan struktur dasar di mana anggota–anggota kelompok memiliki kesamaan dan yang membedakan kelompok-kelompok yang beraneka ragam satu sama lain. Dengan mengenali kesamaan dan perbedaan, pemahaman kita mengenai sistem akuntansi akan lebih baik.

2. Klasifikasi Akuntansi Internasional

Klasifikasi akuntansi internasional dapat dilakukan dalam dua cara, yaitu: dengan pertimbangan dan secara empiris. Klasifikasi dengan pertimbangan bergantung pada pengetahuan, intuisi dan pengalaman. Klasifikasi secara empiris menggunakan metode statistic untuk mengumpulkan data prinsip dan praktek akuntansi seluruh dunia.

Pendekatan terhadap Perkembangan Akuntansi

Empat pendekatan terhadap perkembangan akuntansi di negara-negara Barat dengan sistem ekonomi berorientasi pasar :

a. Berdasarkan pendekatan makroekonomi

Berdasarkan pendekatan ini, praktik akuntansi didapatkan dari dan dirancang untuk meningkatkan tujuan makroekonomi nasional. Contohnya negara Swedia.

b. Berdasarkan pendekatan mikroekonomi

Pada pendekatan ini, akuntansi berkembang dari prinsip-prinsip mikroekonomi. Contohnya negara Belanda.

c.Berdasarkan pendekatan independen

Berdasarkan pendekatan ini, akuntansi berasal dari praktik bisnis dan berkembang secara ad hoc, dengan dasar perlahan-lahan dari pertimbangan, coba-coba dan kesalahan. Contohnya negara Inggris dan Amerika Serikat.

d. Berdasarkan pendekatan yang seragam

Pada pendekatan ini, akuntansi distandardisasi dan digunakan sebagai alat untuk kendali administrasi oleh pemerintah pusat. Contohnya adalah negara Perancis.

Sistem Hukum : Akuntansi Hukum Umum dengan Hukum Kode

Akuntansi juga dapat diklasifikasikan sesuai dengan sistem hukum suatu negara.

1. Akuntansi dalam negara-negara hukum umum memiliki karakteristik berorientasi terhadap ”penyajian wajar”, transparansi dan pengungkapan penuh serta pemisahan antara akuntansi keuangan dan pajak. Akuntansi hukum umum sering disebut sebagai ”Anglo Saxon”. Akuntansi ini berawal di Inggris dan kemudian diekspor ke negara-negara seperti Australia, Kanada, Hong Kong, India, Malaysia, Pakistan dan Amerika Serikat.
2. Akuntansi dalam negara-negara hukum kode memiliki karakteristik berorientasi legalistik, tidak membiarkan pengungkapan dalam jumlah kurang, dan kesesuaian antara akuntansi keuangan dan pajak. Akuntansi hukum kode sering disebut ”kontinental”, dan kebanyakan ditemukan di negara-negara Eropa Kontinental dan bekas koloni mereka di Afrika, Asia dan Amerika.

Sistem Praktik : Akuntansi Penyajian Wajar versus Kepatuhan Hukum

Banyak perbedaan akuntansi di tingkat nasional menjadi semakin hilang. Terdapat beberapa alasan untuk hal ini

1. Ratusan perusahaan saat ini mencatat sahamnya pada bursa efek di luar Negara asal mereka.
2. Beberapa Negara hukum kode, secara khusus Jerman dan Jepang mengalihkan tanggung jawab pembentukan standar akuntansi dari pemerintah kepada kelompok sector swasta yang professional dan independent
3. Pentingnya pasar saham sebagai sumber pendanaan semakin tumbuh.

Klasifikasi yang didasarkan padada penyajian wajar versus kepatuhan hukum menimbulkan pengaruh yang besar terhadap banyak permasalahan akuntansi, seperti :

1. Depresiasi, di mana beban ditentukan berdasarkan penurunan kegunaan suatu aktiva selama masa manfaat ekonomi.
2. Sewa guna usaha yang memiliki substansi pembelian aktiva tetap (properti) diperlakukan seperti itu (penyajian wajar) atau diperlakukan seperti sewa guna usaha operasi yang biasa (kepatuhan hukum).
3. Pensiun dengan biaya yang diakrual pada saat dihasilkan oleh karyawan (penyajian wajar) atau dibebankan menurut dasar dibayar pada saat Anda berhenti bekerja (kepatuhan hukum).

Masalah lain adalah penggunaan cadangan diskrit untuk meratakan laba dari satu periode ke periode yang lain. Penyajian wajar dan substansi mengungguli bentuk (substance over form) merupakan kunci utama akuntansi hukum umum. Akuntansi kepatuhan hukum dirancang untuk memenuhi ketentuan yang dikenankan pemerintah seperti perhitungan laba kena pajak atau memenuhi rencana makroekonomi pemerintah nasional. Pengukuran yang konservatif mamastikan bahwa jumlah yang hati-hati dibagikan. Akuntansi kepatuhan hukum akan terus digunakan dalam laporan keuangan perusahaan secara individu yang ada di Negara-negara hukum kode di mana laporan konsolidasi menerapkan pelaporan dengan penyajian wajar. Dengan cara ini, laporan konsolidasi dapat memberikan informasi kepada investor sedangkan laporan perusahaan individual untuk memenuhi ketentuan hukum.

3. Kesimpulan

Terdapat empat pendekatan terhadap perkembangan akuntansi di negara-negara Barat dengan sistem ekonomi berorientasi pasar, yaitu : berdasarkan pendekatan makroekonomi, pendekatan mikroekonomi, pendekatan independen, dan pendekatan seragam. Selain itu, akuntansi juga dapat diklasifikasikan sesuai dengan sistem hukum suatu negara. Dan akuntansi kepatuhan hukum dirancang untuk memenuhi ketentuan yang dikenankan pemerintah seperti perhitungan laba kena pajak atau memenuhi rencana makroekonomi pemerintah nasional.

sumber :

http://wanday-doanx.blogspot.com/2010/12/perkembangan-dan-klasifikasi-akuntansi.html

http://kornetcincang.blogspot.com/2009/02/perkembangan-dan-klasifikasi-akuntansi.html

http://pksm.mercubuana.ac.id/new/elearning/files…/32026-2-598397806096.doc