Rabu, 13 April 2011

AKUNTANSI INTERNASIONAL UNTUK PERUBAHAN HARGA

PENGARUH INFLASI TERHADAP PERUSAHAAN

Pengaruh inflasi terhadap posisi keuangan dan kinerja preusan dapat mengakibatkan

tidak efisiennya keputusan operacional yang dibuat oleh manajer yang tidak mengerti

pengaruh dari inflasi itu sendiri. Dalam kaitannya dengan posisi keuangan, aktiva keuangan

seperti nilai kas akan berkurang nilainya selama inflasi karena menurunnya daya beli.

Dengan kata lain, pertanggungjawaban keuangan atas kepemilikan juga akan mengalami

penurunan nilai karena perusahaan bisnis akan membayar obligasinya di masa yang akan

datang dengan uang tunai yang sudah kehilangan nilai daya beli. Yang menjadi peringatan

disini adalah pertanggungjawaban keuangan, seperti pinjaman / suku bunga bank jangka

pendek dan jangka panjang, sering mengakibatkan minat untuk meningkatkan tarif yang

sangat tinggi dalam inflasi ekonomi.

Dampak inflasi pada aktiva non moneter digambarkan dalam laporan laba rugi dan

neraca. Selama periode harga yang meningkat, pendapatan penjualan saat ini dibandingkan

dengan persediaan yang mungkin telah dibeli beberapa bulan sebelumnya dan terhadap

penyusunan properti bangunan dan peralatan berdasarkan harga perolehan yang mungkin

telah dibeli beberapa tahun lalu, meskipun faktanya bahwa menempatkan persediaan dan

aktiva tetap menjadi lebih mahal.

Dampak terhadap laporan laba rugi dan neraca ini bisa membuat perusahaan masuk

ke dalam masalah likuiditas. Laporan laba rugi yang dihasilkan dari perbandingan biaya

lama dengan keuntungan yang baru dapat mengarah pada permintaan dari pemegang saham

untuk meningkatkan deviden dan untuk karyawan – karyawan dengan gaji yang lebih

tinggi, meskipun perusahaan melihat kasnya berkurang. Oleh karena itu, diperkenalkan

sistem akuntansi untuk inflasi yaitu General Purchasing Power Accounting dan Current

Value Accounting.

AKUNTANSI DAYA BELI UMUM DAN PENDEKATAN ARUS NILAI SEKARANG

Akuntansi Daya Beli Umum (General Purchasing Power Accounting)

Filosofi utama mengenai akuntansi daya beli umum adalah untuk melaporkan aktiva,

kewajiban, pendapatan dan biaya – biaya dalam unit moneter dengan daya beli yang sama.

Pendekatannya disini adalah bahwa unit ukuran moneter harus diseragamkan sementara

mempertahankan dasar ukuran yang digunakan dalam laporan keuangan (contohnya : biaya

historis)

Di banyak Negara, laporan keuangan disiapkan dalam biaya histories yang berdasarkan

mata uang. Ini berarti bahwa laporan – laporannya tidak tidak mengalami perubahan

sesuai tingkat harga umum. Dibawah akuntansi daya beli umum, hal – hal non finansial

dalam laporan keuangan (inventaris, modal tetap, dan peralatan) ditetapkan kembali untuk

mencerminkan daya beli umum, biasanya pada akhir neraca saldo.

Akuntansi daya beli umum harus diterapkan pada aktiva dan kewajiban keuangan

dengan baik. Kas, contohnya kerugian daya beli selama periode inflasi karena kas ini

tidak bias membeli sebanyak pada akhir periode seperti yang dilakukan di awal periode.

Keuntungan debitur selama inflasi, karena mereka dapat membayar hutang mereka pada

akhir periode dengan uang tunai yang telah menurun daya belinya. Laporan akuntansi daya

beli umum akan menggambarkan kerugian atau keuntungan dalam penyesuaian pos – pos

moneter yang terpisah.

Masalah lebih lanjut adalah mengenai sifat indeks yang digunakan untuk membuat

penyesuaian akuntansi daya beli umum. Dimana sebelumnya, indeks harga konsumen

merupakan salah satu hal yang paling banyak digunakan secara luas di dunia untuk

mengukur inflasi. Indeks ini akan mengukur perubahan – perubahan harga dalam kisaran

barang – barang dan jasa pelanggan yang dibeli untuk konsumsi akhir. Karena indeks ini

berorientasi konsumen, indeks ini tidak perlu merefleksikan perubahan – perubahan harga

yang secara langsung mempengaruhi perusahaan.

Akuntansi Arus Nilai Saat Ini (Current Value Accounting)

Akuntansi Arus Nilai Saat Ini (Current Value Accounting) adalah hal yang berkaitan

dengan peningkatan atau penurunan biaya atau nilai aktiva tertentu, bukan mengenai

menurunnya daya beli mata uang.

Ada dua pendekatan utama dalam akuntansi nilai sekarang, yaitu :

{ Biaya Pengganti (Current Cost / Replacement Cost) yang banyak digunakan dalam

aktiva non moneter yaitu aktiva dinilai pada apa yang telah dikorbankan dengan apa

yang akan menggantikannya.

{ Biaya Penjualan (Current Exit Price/ Selling Price/Net Realizable Value) yaitu menilai

aktiva pada tingkat harga penjualan dikurangi biaya pelengkap penjualan

Akuntansi arus nilai sekarang berakibat pada keuntungan atas kepemilikan dan kerugian

saat aktiva non moneter dinilai kembali. Akuntansi arus nilai sekarang jelas lebih kompleks

karena akuntansi ini membutuhkan gabungan antara harga sebenarnya, perkiraan,

penaksiran nilai dan kelompok aktiva yang homogen.

Current Value: GPP Accounting

Meskipun kita telah membicarakan GPP dan CVA secara terpisah, banyak akuntan san

ekonom percaya bahwa keduanya ini sebaiknya digabungkan dalam sistem akuntansi nilai

nyata (real value accounting system). Penting sekali untuk mengingat bahwa perubahan-

perubahan pada tingkat harga umu akan cenderung berbeda dari perubahan harga khusus

yang relevan dengan perusahaan

IASB TERHADAP AKUNTANSI UNTUK PERUBAHAN HARGA DAN INFLASI

Reaksi pertama IASC (sekarang IASB) pada akuntansi inflasi muncul pada tahun 1977

di IAS 6, yaitu Respon Akuntansi pada Perubahan Harga. Pada poin tersebut, tidak ada

standar definitif baik itu di Amerika Serikat atau di Inggris, dan ada ketidaktpastian seperti

bagaimana masalah akuntansi inflasi dapat diselesaikan di dua negara tersebut.

Standar inflasi yang lebih definitif tidak muncul, ingá sampai pada tahun 1981 dengan

keluarnya IAS 15, yaitu Refleksi Informasi Dampak Perubahan Harga, yang menggantikan

IAS 6. Pada saat itu, FASB telah mengeluarkan SFAS 33 mengenai Pelaporan Keuangan

dan Perubahan Harga.

Tipe-tipe utama informasi berikut ini merefleksikan dampak-dampak perubahan

harga yang direkomendasikan untuk pengungkapan oleh IAS 15 sebagai berikut:

1) Jumlah penyesuaian untuk atau jumlah penyesuaian penyusutan properti, bangunan, dan

peralatan.

2) Jumlah penyesuaian untuk atau jumlah penyesuaian dari harga pokok penjualan.

3) Penyesuaian yang berkaitan dengan pos-pos keuangan, dampak peminjaman, atau

bunga kepemilikan ketika penyesuaian ini telah dimasukkan ke dalam akun dalam

menentukan pendapatan di bawah metode akuntansi yang diadopsi.

4) Dampak keseluruhan dari hasil (pendapatan) dari penyesuaian sebagaimana pada pos-

pos lainnya yang merefleksikan dampak perubahan harga yang dilaporkan di bawah

metode akuntansi yang diadopsi.

5) Ketika metode biaya sekarang diadopsi, biaya sekarng property, bangunan, dan perlatan

serta persediaan.

6) Metode yang diadopsi untuk menghitung informasi yang disebut dalam pos-pos

sebelumnya, termasuk sifat dari indeks yang digunakan.

IAS 15 penting karena IAS 15 mengenali kebutuhan informasi untuk diungkapkan,

mengenai dampak perubahan harga & inflasi dan memberikan pedoman khusus yang dapat

diikuti oleh berbagai perusahaan untuk memperbaiki kualitas pengungkapan. Fakta bahwa

adanya informasi pokok dari satu negara ke negara lainnya bisa berbeda, tentu saja ini

menjadi masalah, tetapi profesi akuntansi jelas tidak bisa disesuaikan dengan solusi dunia.

Perkembangan sistem akuntansi untuk inflasi di Inggris, Amerika Serikat dan Benua

Eropa

1 . Inggris. Profesi akuntansi memperkenalkan SSAP 16 (Statement of Standard

Accounting Practice – 16), mengenai “Akuntansi Biaya Sekarang” pada tahun 1980,

dimana kebutuhan laporan keuangan akuntansi biaya sekarang baik itu sebagai laporan

tambahan maupun sebagai laporan utama. Dengan ketentuan bahwa laporan biaya

historis juga harus bisa disediakan. Walaupun begitu, SSAP 16 secara resmi ditarik

pada tahun 1988 mengikuti penolakan tingkat inflasi dan kecaman dari bisnis. Pada saat

yang sama, banyak perusahaan mengevaluasi kembali secara periodik terhadap tanah

dan bangunan mereka pada nilai pasar (memperkirakan keluaran atau harga jual).

2 . Amerika Serikat. Regulasinya pertama kali diperkenalkan dengan sah yang ditentukan

oleh SEC tahun 1976 (Rilis Seri Akuntansi 1990) untuk mengungkap penggantian

informasi biaya yang berkaitan dengan penyusutan, harga pokok penjualan, aktiva

tetap, dan persediaan. Selanjutnya, tahun 1979, FASB mengeluarkan SFAS No 33

(Statement of Financial Accounting Standard – 33) yang berjudul “Pelaporan Keuangan

dan Perubahan Harga”.

3 . Benua Eropa. Ada lebih sedikit antusiasme untuk pengenalan sistem akuntansi untuk

inflasi, meskipun telah ada rekomendasi resmi pada subjeknya. Contohnya, di Perancis

dan Jerman. Di Perancis pada kahir tahun 1970 ketika evaluasi kembali dilakukan

dengan menggunakan indeks pemerintah dibutuhkan untuk semua aktiva jangka

panjang dan aktiva tetap. Evaluasi kembali ini tidak memiliki dampak pada pendapatan

kena pajak, seperti pada penyusutan tambahan. Di Swedia, tidak ada kebutuhan –

kebutuhan akan akuntansi inflasi, tetapi beberapa pengungkapan sukarela khusus telah

dibuat.

Perkembangan Sistem Akuntansi di Amerika Selatan

Di Brazil, akuntansi untuk inflasi digunakan pada awal tahun 1950, tetapi hukum

perusahaan yang baru tahun 1976 melakukan penyesuaian, yaitu perusahaan menyajikan

ulang akun – akun aktiva tetap dan ekuitas pemegang saham dengan menggunakan indeks

harga yang diakui oleh pemerintah untuk mengukur devaluasi mata uang lokal.

Di Argentina, sistem akuntansi untuk inflasi diperkenalkan terutama lewat prakarsa

dan keterlibatan profesi akuntansi. Tahun 1972, sebuah pernyataan dikeluarkan yang

menganjurkan publikasi laporan keuangan GPP tambahan.

Akuntansi arus nilai sekarang di Belanda

Di Belanda, orang-orang telah mengetahui akuntansi nilai sekarang sejak lama.

Pendidikan yang ekstensif bagi para akuntan dalam ekonomi bisnis menghasilkan filosofi

akuntansi yang difokuskan dengan nilai dan biaya sekarang dan dengan prinsip dan praktek

ekonomi bisnis. Walaupun tidak diperlukan persyaratan untuk menggunakan akuntansi

nilai sekarang, sebagai informasi utama atau tambahan, terdapat beberapa faktor pendukung

untuk memakainya.

Alasan digunakannya akuntansi nilai sekarang :

{ Melibatkan teori Professor Theodore Limperg, yang sering disebut sebagai Bapak

teori nilai ganti karena dari hasil kerjanya di Belanda tahun 1920 dan 1930. Beliau

memfokuskan diri pada hubungan yang kuat antara ekonomi dan akuntansi dan percaya

bahwa pendapatan tidak bisa dicari tanpa memelihara sumber pendapatan bisnis dari

pertimbangan yang dilakukan.

{ Belanda belajar dari pengalaman pada perusahaan multinasional besar yaitu Philips,

yang merupakan pelopor laporan keuangan nilai sekarang. Faktanya, Philips pertama

kali menggunakan pendekatan ini tahun 1936 untuk tujuan akuntansi biaya internal

dan memperkenalkannya tahun 1952 ke dalam laporan utama untuk tujuan pelaporan

keuangan. Namun pada tahun 1992, perusahaan memutuskan untuk kembali pada

akuntansi biaya historis yang akan memperbaiki komunikasi para pemegang saham dan

lebih dekat dengan praktek akuntansi internasional.

Nilai sekarang ditentukan oleh departemen penjualan untuk aktiva tetap (baik tersendiri

atau dalam kelompok sejenis), oleh departemen produksi untuk sejumlah peralatan desain

khusus, dan oleh desain bangunan dan gedung departemen produksi untuk bangunan.

Pada kasus persediaan, indeks biasanya digunakan untuk memperbaharui nilai sekarang

dari kelompok aktiva sejenis. Penambahan (atau pengurangan) dalam nilai persediaan dan

aktiva tetap untuk perubahan harga tertentu dikredit (didebit) ke akun surplus revaluasi

pada neraca dibandingkan ke laporan laba rugi. Akibat perubahan nilai sekarang ini

ditunjukkan dalam laporan laba rugi sebagai harga pokok penjualan yang lebih tinggi atau

lebih rendah (sebagai hasil penambahan atau pengurangan dalam harga persediaan) dan

biaya depresiasi yang lebih tinggi atau lebih rendah.

PROSPEK PERKEMBANGAN AKUNTANSI UNTUK PERUBAHAN HARGA DAN

INFLASI

Signifikansi keberadaan tingkat inflasi dan perubahan harga di beberapa negara

mengesankan bahwa kebutuhan dan penggunaan sistem akuntansi inflasi tampaknya

menyisakan sejumlah kontroversi dalam pendugaan masa depan.

Meskipun akuntansi daya beli umum telah digunakan di beberapa negara Amerika

Latin yang berinflasi tinggi, tidak ada contoh standar akuntansi biaya sekarang atau regulasi

di Inggris dan Amerika Serikat pada tingkat nasional yang menyelamatkan kemusnahan

penelitian akuntansi inflasi pada tahun 1980-an. Namun beberapa perusahaan Eropa

membuat pengungkapan nilai sekarang secara sukarela.

Kontroversi, hal ini masih meliputi banyak aspek akuntansi nilai sekarang, khususnya

dengan perubahan perlengkapan dan pemeliharaan keuntungan dan kerugian pos – pos

moneter. Masalah lainnya termasuk penggunaan indeks, khususnya tambahan dari luar

negeri dan verifikasi nilai sekarang perusahaan industri yang mengalami perubahan

teknologi dengan cepat.

Pemberian perhatian baru-baru ini pada akuntansi nilai sekarang atau nilai wajar,

diharapkan akan menjadi sejumlah percobaan masa depan dengan berbagai jenis perubahan

sistem akuntansi harga. Selain itu, mungkin juga menjadi pertumbuhan apresiasi keadaan

dimana pendekatan alternatif mungkin atau tidak mungkin atau berguna dalam mengukur

laba dan asset. Kegunaan dari harga jual atau harga keluar dalam konteks perubahan harga,

terutama dengan memperhatikan nilai properti atau investasi, juga akan diapresiasikan

dengan lebih baik. Selain itu, menjadi tanggung jawab untuk menggunakan sumber

informasi relevan lainnya seperti arus kas.

sumber : http://dedysuarjaya.blogspot.com/2010/09/akuntansi-internasional-untuk-perubahan.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar